Secret Service Sempat Bawa Trump ke Bunker Bawah Tanah Gedung Putih

Secret Service Sempat Bawa Trump ke Bunker Bawah Tanah Gedung Putih
Fox News
0 Komentar

WASHINGTON-Anggota Pasukan Pengamanan Kepresidenan AS (Secret Service) Amerika Serikat (AS) sempat membawa Presiden Donald Trump ke bunker bawah tanah di Gedung Putih pada Jumat malam (29/5/2020), lapor NBC News.

Seorang pejabat senior administrasi pemerintahan Trump mengatakan bahwa presiden berada di dalam bunker dalam waktu singkat. Selanjutnya Trump dikembalikan ke kediamannya. Bunker tersebut adalah tempat rahasia yang menjadi perlindungan kepala negara dalam kondisi terancam.

Sementara Trump pada Sabtu memuji Secret Service yang melindungi Gedung Putih dari demonstran. Dia mengatakan, persenjataan dan anjing penjaga bersiap menghadapi demonstran yang mencoba menerobos masuk.

Baca Juga:Chiara de Blasio, Putri Wali Kota New York Ditangkap karena Unjuk RasaSesuaikan New Normal, Penumpang Harus Datang 4 Jam Sebelum Penerbangan

Selama akhir pekan lalu, polisi menggunakan semprotan merica, gas air mata dan peluru karet untuk mengalau pengunjuk rasa di dekat Gedung Putih. Akibat demonstrasi itu, mobil dan tempat sampah dibakar.

Lebih dari 60 petugas dan agen khusus Secret Service terluka di sekitar Gedung Putih pada akhir pekan lalu. Mereka terluka ketika pengunjuk rasa melemparkan batu bata, batu, botol, kembang api dan barang-barang lainnya, menurut pernyataan itu. “Personel juga secara langsung diserang secara fisik, mereka ditendang, dipukul, dan terkena cairan,” kata pernyataan Dians Rahasia.

Sebanyak ratusan orang ditangkap pada akhir pekan ketika para pengunjuk rasa dan polisi bentrok di hampir seluruh kota di Amerika Serikat (AS) setelah kematian George Floyd, pria kulit hitam tak bersenjata, oleh polisi Minneapolis. Menurut NBC News, aksi unjuk rasa meluas di 100 titik yang melibatkan puluhan ribu pemrotes.

Wali Kota kota-kota besar di AS memberlakukan jam malam dari Los Angeles hingga Philadelphia dan Atlanta. Aksi protes di beberapa kota telah berubah menjadi kekerasan menyusul meningkatnya ketegangan. Menyikapi hal itu, setidaknya 12 negara bagian, serta Washington DC, menurunkan pasukan Garda Nasional dalam upaya menjaga perdamaian. (CNBC)

0 Komentar