Selamat Ulang Tahun Covid-19, Masker dan Hand Sanitizer Sempat Hargamu Mewah Rp500 Ribu

Selamat Ulang Tahun Covid-19, Masker dan Hand Sanitizer Sempat Hargamu Mewah Rp500 Ribu
Masker
0 Komentar

Hand sanitizer Byredo datang dalam empat keharuman yakni Tulipmania, Vetyver, Suede dan Rose. Masing-masing dijual USD 35 atau sekitar Rp 507 ribu untuk ukuran 30 ml.

Dalam keterangan produk, meskipun berbasis alkohol, hand sanitizer Byredo diklaim tidak membuat kulit kering tapi justru melembabkan dan memberi rasa segar pada tangan. Diintip dari online shop resminya, semua varian hand sanitizer ini sudah habis terjual.

Seperti dikutip dari Quartz, hand sanitizer mewah ini juga sudah habis di sejumlah online shop mewah seperti Neiman Marcus, Net-a-Porter, Saks Fifth Avenue, Nordstrom dan Violet Grey. Sementara jika ingin membelinya di e-commerce seperti Amazon, harga jualnya lebih mahal lagi.

Baca Juga:Memilukan, Tak Tahan Disiksa Orang Tua Kandung, Bocah Ini Jalan Sejauh 20 Km, Begini PengakuannyaTiru Gaya Jokowi, Wali Kota Surabaya Blusukan Gorong-gorong

Hand sanitizer Buredo dengan keharuman Tulipmania, dijual di Amazon seharga USD 70 atau Rp 1 jutaan. Harganya dua kali lipat lebih mahal ketimbang harga eceran yang disarankan.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) banyak menerima berbagai macam pengaduan konsumen di saat pandemi virus corona atau Covid-19. Salah satu pengaduan yang banyak masuk terkait harga masker dan hand sanitizer sebesar 33% dari total pengaduan.

“Aduan masker dan hand sanitizer ini terkait harga yang mahal dan kelangkaan barang. Saat itu kami menduga ada oknum yang mencoba menimbun barang-barang tersebut,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam diskusi webinar, Kamis (3/9/2020).

Selain itu, lanjut Tulus, pihaknya juga banyak mendapatkan banyak pengaduan oleh konsumeni di Indonesia alias warga +62 di sektor transportasi sebesar 25%. Pengaduan ini terkait refund dengan tiket.

“Banyak masyarakat yang mengeluhkan karena refund tiket tidak digantikan dengan uang, tapi berupa voucher. Kebanyakan aduan ini terkait maskapai penerbangan” jelasnya.

Kemudian, belanja online. YLKI mencatat jumlah pengaduan mencapai 16,67% dengan dominasi kasus penipuan atau harga tinggi.

“Tren atas belanja online membawa potensi atas tindakan penipuan dan penjualan barang-barang tertentu dengan harga tinggi. Khususnya alat kesehatan,” terangnya

Baca Juga:Sejak 2019 Anies akan Jual Saham Bir, DPRD DKI Jakarta: Engga akan Saya JualRencana Anies Baswedan Lepas Saham Pemprov DKI Jakarta, Rekan Indonesia: Jangan Halang-halangi Gubernur Jual Saham Bir dong

Selanjutnya, relaksasi jasa keuangan. YLKI mencatat persentase pengaduan mencapai 11,11% dan supermarket mencapai 5,50% terkait lonjakan dan kelangkaan sejumlah barang.

Pada Maret 2020, di saat masker mahal harganya, polisi mengambil langkah antisipasi, termasuk memantau segala aktivitas jual-beli masker ataupun pembuatannya.

0 Komentar