Strategi Demokrat di Balik Pemakzulan Trump

Strategi Demokrat di Balik Pemakzulan Trump
Transkrip percakapan telepon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: reuters.com
0 Komentar

SETELAH Donald Trump menjadi Presiden AS ketiga yang dimakzulkan (dan presiden pertama yang dimakzulkan menjelang pemilu), ahli strategi Partai Demokrat bertaruh mereka dapat mengubah “teguran” bersejarah itu menjadi strategi Pilpres 2020. Bahkan jika, seperti yang telah banyak diprediksi, Trump dibebaskan oleh Senat.

Menurut analisis Michael Hirsh di Foreign Policy, dengan strategi yang berfokus pada penyalahgunaan kekuasaan dan dugaan kolusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, strategi Partai Demokrat mungkin berhasil.

Dengan pembebasan dari tuduhan oleh Senat yang didominasi Partai Republik, Partai Demokrat yakin pada akhirnya mereka akan menang dengan menjual gagasan bahwa pelanggaran yang dilakukan Trump nyata.

Baca Juga:Ukir Gol, Inter Milan Hancurkan Genoa 4-0Manchester City Gulung Leicester City 3-1

Partai Demokrat tidak akan ragu untuk menambahkan bahwa pembebasan Trump direkayasa oleh Mitch “Moskow” McConnell—julukan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk pemimpin mayoritas Senat itu.

Julukan itu pertama kali muncul pada awal 2019 saat McConnell dan Senat Republik memblokir pengesahan undang-undang keamanan pemilu, tak lama setelah mantan penasihat khusus Robert Mueller bersaksi tentang campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016.

Dalam sambutannya kepada wartawan setelah pemungutan suara pada Rabu (18/12) malam, Pelosi bahkan mengatakan akan menunda pengiriman pasal pemakzulan ke McConnell sampai dia berjanji akan melaksanakan persidangan yang adil.

“Sejauh ini kami belum melihat sesuatu yang tampak adil bagi kami,” ucap Pelosi, dikutip dari Foreign Policy.

Strategi Partai Demokrat ini memiliki risiko yang cukup besar. Walaupun sebagian besar jajak pendapat menunjukkan warga Amerika terbagi rata mengenai pemakzulan Trump, dan tingkat persetujuan Trump secara konsisten berada di bawah 50 persen, jajak pendapat USA Today/Suffolk University menunjukkan hasil berbeda.

Jajak pendapat itu (yang diambil seminggu sebelum pemungutan suara) menunjukkan Trump mengungguli para penantangnya dari Partai Demokrat. Itu menjadi jajak pendapat pertama yang menunjukkan hasil seperti itu, di mana Trump mengungguli mantan Wakil Presiden Joe Biden dengan 3 poin persentase, Senator Bernie Sanders dengan 5 poin, dan Senator Elizabeth Warren dengan 8 poin.

Dilaporkan, Partai Republik telah merencanakan kampanye menggunakan hasil pemungutan suara. Kampanye itu menekankan poin-poin dalam surat Trump kepada Pelosi pada Selasa (17/12).

0 Komentar