Tak Efektif, ICW: Kartu Prakerja Tak Untungkan Peserta, Hanya Pemborosan Anggaran

Tak Efektif, ICW: Kartu Prakerja Tak Untungkan Peserta, Hanya Pemborosan Anggaran
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). ICW menilai pelaksanaan Kartu Prakerja sebagai pemborosan anggaran (Antara Foto/ Moch Asim/WSJ)
0 Komentar

“Kalau online umumnya pembelajaran, bukan pelatihan. Kecuali informasi yang umum. Pelatihan online belum ada yang bisa membuktikan secara scientific berhasil. Saya tidak yakin dari aspek bisa memberikan manfaat,” ucapnya.

Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Donny Gahral, menegaskan, pemerintah siap membuka peluang untuk mengalihkan sebagian biaya pelatihan untuk insentif atau uang saku bagi peserta Kartu Prakerja.

Saat ini, diakuinya, pemerintah sudah menyadari pemberian program Kartu Prakerja di tengah pandemi corona telah menuai kritik dari sebagian masyarakat. Pemerintah pun mempertimbangkan untuk memperbesar insentif.

Baca Juga:Hasil Studi: Virus Corona Bisa Menempel di Partikel Polusi UdaraJelajah Religi ke Istana Siak Sri Indrapura di Riau

“Masukan ini penting. Saya kira akan ada evaluasi dan modifikasi. Salah satu hal yang akan dipertimbangkan untuk dievaluasi yakni besaran biaya pelatihan dan insentif. Bila memungkinkan, nilai insentif akan diperbesar dari pengalihan biaya pelatihan,” ujarnya.

Alasannya, saat ini para pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus corona lebih membutuhkan insentif ketimbang pelatihan. Seperti diketahui, insentif berupa uang saku ditetapkan Rp 600.000 per bulan selama empat bulan. Ada pula insentif pasca-pengisian survei evaluasi sebesar Rp 150.000. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar