Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah

Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah
Pandemi Covid-19, Masjid Istiqlal Pastikan Tak Gelar Takbiran dan Salat Id (©Liputan6.com/Faizal Fanani)
0 Komentar

واختلف العلماء في العدد المشترط لهما، وأصح الأقوال أن أقل عدد تقام به الجمعة والعيد ثلاثة فأكثر، أما اشتراط الأربعين فليس له دليل صحيح يعتمد عليه

“Ulama khilaf mengenai jumlah yang dipersyaratkan (dalam jama’ah shalat Id). Pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini adalah bahwa jumlah minimal peserta shalat Jum’at dan shalat Id adalah 3 orang atau lebih. Adapun mempersyaratkan 40 orang, maka ini tidak ada landasan dalilnya yang shahih” (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, juz 13 halaman 12).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

أقربُ الأقوال إلى الصواب: أنها تنعقد بثلاثة، وتجِب عليهم

“Pendapat yang paling mendekati kebenaran, bahwa jumlah minimalnya adalah tiga orang, dan tiga orang ini harus orang yang sudah terkena kewajiban shalat Jum’at” (Asy Syarhul Mumthi’, 5/41).

Namun shalat Id di rumah itu boleh dikerjakan sendiri-sendiri, tidak harus berjama’ah, sebagaimana telah kami jelaskan di atas.

Baca Juga:29 Hari, Polisi Putar Balik Arah Kendaraan 68.946 UnitRekam Jejak Kelam Kecelakaan Pesawat Pakistan

  1. Adzan Dan Iqamah

Dalam shalat Id di lapangan maupun di rumah, tidak disyariatkan adzan atau iqamah. Diriwayatkan dari Jabir radhiallahu’anhu, beliau mengatakan :

شهدتُ مع النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم الصلاةَ يومَ العيدِ، فبدأ بالصَّلاةِ قبلَ الخُطبة بغيرِ أذانٍ ولا إقامةٍ

“Aku pernah menghadiri shalat Id bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau memulai dengan shalat sebelum khutbah, tanpa ada adzan maupun iqamah” (HR. Bukhari no. 960, Muslim no. 886).

  1. Tidak Ada Ucapan “Ash Shalatu Jami’ah”

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan:

كان صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا انتهى إلى المصلَّى، أخَذ في الصَّلاة   من غير أذانٍ ولا إقامة، ولا قول: الصلاة جامعة، والسُّنة: أنه لا يُفعل شيءٌ من   ذلك

“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika sampai di lapangan, beliau memulai shalat Id tanpa adzan dan iqamah. Juga tidak ada ucapan “ash shalatu jami’ah”. Yang sesuai sunnah adalah tidak melakukan itu semua sama sekali” (Zaadul Ma’ad, 1/442).

  1. Niat Shalat Id

Niat shalat di cukup di dalam hati, tidak perlu dilafalkan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah mengajarkan lafadz niat shalat Id atau lafadz niat shalat-shalat yang lain. Tidak terdapat dalil bahwa beliau memulai shalat dengan membaca suatu bacaan. Bahkan dalam hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:

كان رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يستفتح الصَّلاة بالتّكبير

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memulai shalatnya dengan takbir” (HR. Muslim, no.498).

Menunjukkan tidak ada pelafalan niat shalat. Demikian juga praktek shalat para sahabat Nabi ridwanullah ‘alaihim ajma’in.

Baca Juga:Kondisi Selamat, Belasan ABK KM Samena 02 Terapung di Perairan Pulau BuruJelang Lebaran, Dua Gempa Kuat Guncang Maluku dan Mentawai

Abu Abdillah Muhammad bin Al Qasim At Tunisi Al Maliki berkata:

0 Komentar