Wabah Virus Corona Merebak, Pedagang Kelelawar di Solo Tidak Merasa Khawatir

Wabah Virus Corona Merebak, Pedagang Kelelawar di Solo Tidak Merasa Khawatir
Salah seorang pedagang kelelawar saat memeriksan dagangannya di Pasar Burung Depok Manahan Solo, Jawa Tengah, Senin (27/1/2020). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto
0 Komentar

SOLO-Pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok,Solo,Jawa Tengah tidak merasa khawatir wabah virus corona yang banyak menelan korban jiwa di Provinsi Hubei China, bakal merebak juga di Solo. Padahal, isu yang berkembang, penyebaran virus corona melalui kelelawar atau jenis codot.“Hewan kelelawar justru banyak yang mencari karena diyakini bisa untuk pengobatan alternatif bisa menyebuhkan penyakit asma atau sesak napas,” Haerulloh (40),salah satu pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok Solo, Jateng, Senin.

Haerulloh mengatakan para pedagang di Pasar Depok sebenarnya sudah banyak yang mendengar soal berita kelelawar diduga menjadi penyebab virus corona di China itu, tetapi hingga sekarang belum ditemukan adanya kasus virus khususnya di wilayah Solo.

“Pedagang di Solo tidak khawatir karena kasus virus itu, di Indonesia belum ada. Selain itu, cara mengonsumsi di Indonesia bukan untuk makanan seperti sup di China, tetapi untuk pengobatan alternatif penyakit asma,” kata Haerulloh yang mengaku berjualan kelelawar sudah lima tahun ini.

Baca Juga:Polda Jabar Naikkan Status Kasus Sunda Empire ke Tahap PenyidikanBeredar Video Dua Wanita Lecehkan Al Quran, Warganet: Semoga Kena Azab

Dia mengatakan kelelawar yang jenisnya kecil pemakan buah sering sebut codot, sedangkan yang jenis besar sering disebut kalong. Warga yang mencari kelelawar biasanya diyakini untuk pengobatan penyakit asma.

Pedagang menjual kelelawar kecil  dengan harga Rp10.000 per ekor, sedangkan yang besar atau kalong bisa mencapai Rp100.000 per ekor. Jumlah kelelawar yang dijual kini mencapai 60 ekor, dan didatangkan dari penjaring lokal Solo.

“Kami sejak berjualan kelelawar di Solo, belum ada pelanggannya yang terindikasi virus yang diduga berasal dari kelelawar ini,” katanya.

Yanto (53) salah satu pengunjung di Pasar Burung Depok Solo mengatakan warga yang membeli kelelawar biasanya untuk pengobatan sesak napas. Warga menyakini kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas.

Dia mengatakan caranya kelelawar tersebut setelah dipotong dan dikuliti, tersisa dagingnya kemudian kemudian dikukus. Daging itu kemudian diberikan mereka yang mempunyai penyakit asma.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta Evi Nur Wulandari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sempel kotoran dari kelelawar di Pasar Burung Depok Solo.

0 Komentar