Warga Muslim di Berlin Jalani Tes Covid-19 Sebelum Salat Jumat

Warga Muslim di Berlin Jalani Tes Covid-19 Sebelum Salat Jumat
Masjid di Jerman. (Foto file - Anadolu Agency)
0 Komentar

BERITA-Di luar masjid “House of Wisdom” di Berlin, satu tim medis yang terdiri dari warga asal Libya, Suriah dan Armenia melakukan tes Covid-19 gratis untuk jemaah yang antre.

Ini merupakan bagian dari upaya otoritas Jerman untuk menangkal penyebaran Covid-19 selama bulan suci Ramadan.

Satu persatu jamaah dengan sabar antre menjalani tes Covid-19 secara gratis sebelum menunaikan ibadah salat Jumat.

Baca Juga:Ini Detail ‘Maqam Ibrahim’, Perlihatkan Jejak Nabi Dalam Resolusi TinggiTruk Susu Terjun ke Sungai dengan Ketinggian 30 Meter, Begini Nasib Si Sopir

Tim medis bekerja di halaman muka masjid “House of Wisdom” yang berdinding batu bata merah.

Setelah dinyatakan negatif, para jamaah menggelar sajadah, baik di dalam maupun luar masjid yang terletak di kawasan Moabit.

Sebagian menggelar sajadah di aspal jalan. Mereka menyimak khotbah Jumat yang terdengar melalui pengeras suara dari dalam masjid.

Pandemi Covid-19 memaksa pengurus masjid melakukan pembatasan terhadap jumlah jemaah yang diizinkan salat di dalam.

Ini membuat sebagian jemaah salat di luar. Jemaah juga diharuskan sudah berwudu ketika datang ke masjid.

Salah satu jamaah, Ali, yang berusia 30 tahun, mengatakan, ia selalu salat Jumat di masjid ini. Menurutnya, pandemi Covid-19 tidak menghambatnya beribadah, terutama di bulan Ramadan.

“Menurut saya, sangat disayangkan kita tidak bisa berbuka puasa bersama di masjid. Tetapi kita beruntung bisa berkomunikasi langsung dengan keluarga melalui video,” katanya.

Baca Juga:Begini Penampakan SIM STNK Mobil Dinas Milik Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara Rusdi KarepesinaPengemudi Pajero Ditilang, Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara Yakin SIM dan STNK-nya Sah!

Sebanyak 35 persen penduduk Berlin berlatar belakang migran. Kawasan permukiman dengan jumlah migran paling banyak telah mencatat jumlah infeksi virus corona tertinggi sejak pandemi dimulai setahun lalu.

Kawasan itu juga sering merupakan daerah dengan kepadatan penduduk di atas rata-rata.

Banyak imigran tinggal saling berdekatan dalam apartemen kecil, atau di beberapa pusat pencari suaka di mana hingga lima orang tidur dalam satu kamar.

Di Jerman, sama seperti di negara lain, warga pendatang juga cenderung dipekerjakan dalam bidang-bidang yang tidak dapat dilakukan dari rumah, seperti membersihkan atau merawat lansia. (VOA Indonesia)

0 Komentar