WHO vs Amerika Serikat: Sinar Matahari Mengakhiri Wabah Pandemi Corona?

WHO vs Amerika Serikat: Sinar Matahari Mengakhiri Wabah Pandemi Corona?
WHO Director General Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Donald Trump
1 Komentar

Hal ini juga dibuktikan dengan jumlah penderita corona yang lebih banyak di negara-negara dengan musim dingin seperti Eropa dan Amerika. Total saat ini ada 2,7 juta penderita virus corona di seluruh dunia, dengan kematian hampir 200 ribu orang.

Walau diperkirakan jumlahnya turun pada musim panas, namun penularan bisa meningkat kembali di musim gugur dan musim dingin di akhir tahun. Bryan mengatakan, itulah sebabnya perintah social distancing belum bisa dicabut dalam waktu dekat.

“Sangat tidak bertanggung jawab jika kita mengatakan bahwa musim panas akan membunuh seluruh virus dan semuanya terbebas dari virus, lalu masyarakat mengabaikan imbauan,” kata Bryan.

Baca Juga:Andi Taufan Garuda Putra Mundur, Ini Tanggapan IstanaThe Galilee Research Institute Milik Israel Kembangkan Vaksin COVID-19

Sebelumnya, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia melalui akun Twitternya, @WHOIndonesia, Jumat (4/4/2020), menegaskan belum ada bukti spesifik sinar matahari bunuh virus corona.

“Tidak ada bukti spesifik yang menjelaskan sinar matahari membunuh coronavirus baru,” tulis WHO Indonesia.

https://twitter.com/WHOIndonesia/status/1245882869169283072?s=20

WHO juga menegaskan berjemur di bawah sinar matahari tak membuat virus corona ter-bunuh. WHO menegaskan virus corona dapat terbawa ke daerah apa pun, termasuk daerah dengan suhu panas dan lembab.

https://twitter.com/WHOIndonesia/status/1251309941454827522?s=20

“Dari bukti sejauh ini, Covid-19 dapat menyebar di semua wilayah, termasuk wilayah dengan cuaca panas dan lembap. Terlepas dari iklim, terapkanlah langkah perlindungan di tempat Anda tinggal atau di tempat yang dilaporkan terjadi COVID-19. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari Covid-19 adalah dengan membersihkan tangan Anda secara sering,” imbuh WHO.

Bahkan, tindakan penyemprotan alkohol atau klroin yang banyak terkandung dalam disinfektan ke tubuh manusia, juga turut tidak direkomendasikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pasalnya, dalam keterangan resmi dari WHO menyatakan penyemprotan bahan-bahan kimia seperti yang dilakukan masyarakat di bilik-bilik disinfektan buatan sendiri dapat membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir. (*)

1 Komentar