TOKYO-Menteri perdagangan baru Jepang Isshu Sugawara telah mengundurkan diri dari jabatannya, setelah dituduh melanggar undang-undang pemilu. Menteri terpaksa berhenti dari kabinet setelah memberikan melon dan kepiting kepada konstituennya.
“Saya tidak ingin masalah saya memperlambat pertimbangan parlemen,” kata Sugawara.
Laporan-laporan media menyatakan, Isshu Sugawara memberi konstituen Tokyonya melon, jeruk, roe dan royal jelly yang mahal. Dia juga dikatakan telah menawarkan “uang belasungkawa” sebesar 20.000 yen Jepang (US$ 185 atau Rp2,95 juta ) kepada keluarga seorang pendukung.
Hingga kini, Undang-undang pemilihan umum Jepang memang melarang politisi mengirim sumbangan kepada pemilih di daerah pemilihan mereka.
Baca Juga:Harga Emas Batangan Naik, Rp 757.000 Per GramLedakkan Rompi Bom, Abu Bakar al-Baghdadi Tewas Bersama Tiga Anaknya
“Saya memikul tanggung jawab karena telah menunjuknya. Saya sangat meminta maaf kepada orang-orang Jepang,” kata Perdana Menteri Shinzo Abe.
Meskipun kecil jumlahnya, pemberian merupakan pelanggaran terhadap undang-undang pemilihan kantor publik Jepang.
Abe mengatakan Sugawara mengajukan pengunduran dirinya setelah rapat kabinet dan dia telah menerimanya. Sugawara akan digantikan oleh Hiroshi Kajimaya, mantan menteri yang bertugas merevitalisasi masyarakat di pedesaan.
Sugawara ditunjuk dalam perombakan kabinet baru-baru ini tetapi dia tidak mengambil alih portofolio kunci penanganan negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Tugas negosiasi itu tetap diberikan pada mantan menteri perdagangan Toshimitsu Motegi, yang sekarang menjabat sebagai menteri luar negeri.
Kabinet Abe telah mempertahankan peringkat persetujuan publik sekitar 40-50 persen dalam beberapa tahun terakhir, meskipun didera beberapa skandal politik. Para ahli menunjuk pada berlanjutnya kelemahan oposisi sebagai faktor utama.
Tuduhan terhadap Sugawara pertama kali muncul di majalah mingguan Shukan Bunshun, yang melaporkan bahwa Menteri Sugawara telah menawarkan sekitar 20.000 yen kepada keluarga konstituen yang telah meninggal dunia.
Merupakan kebiasaan di Jepang untuk memberikan uang sebagai belasungkawa kepada keluarga yang berduka – apa yang dikenal sebagai “uang dupa”.
Baca Juga:Cerita Trump Soal Tewasnya Abu Bakar al-BaghdadiMenyerah Sulit
Majalah itu juga mencetak daftar hadiah yang telah dikirim oleh kantor Sugawara, termasuk cod roe dan jeruk, serta surat ucapan terima kasih yang diduga ia terima dari penerima. (*)