THAILAND-Otoritas Taman Nasional Khun Sathan, Na Noi, Thailand, menggalakkan tiga langkah perlindungan lingkungan kawasan taman nasional pasca tewasnya seekor rusa liar di kawasan tersebut.
Rusa jantan berusia 10 tahun ini, ditemukan tewas dengan berbagai macam sampah non organik di dalam perutnya.
Berat sampah yang ditelan itu mencapai 7 kg. Isinya macam-macam. Ada celana dalam pria, kantong kresek, bungkus kopi instan, tali plastik, sedotan hingga handuk mini ditemukan di dalam perut hewan malang tersebut.
Baca Juga:Jokowi Tinjau Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan PatimbanUsus Ibunya Dimakan oleh Bayi Ini, Faktanya
Petugas Taman Nasional Khun Sathan menduga, rusa malang itu sudah mengonsumsi sampah plastik sejak lama, sebelum akhirnya mati.
“Petugas kami menduga sampah plastik ini menyumbat saluran cerna, sehingga membuatnya sekarat. Pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab kematiannya,” jelas Direktur Departemen Konservasi Flora dan Fauna Liar Khun Sathan, Kriangsak Thanompun kepada BBC, Rabu (27/11).
Untuk mencegah insiden serupa terulang kembali, pihak taman nasional melakukan tindakan preventif. “Kami akan melakukan rencana dalam tiga fase untuk mengurangi jumlah sampah,” jelas Kriangsak.
Program ini bertujuan untuk membiasakan pengunjung lokal dan asing, mengumpulkan sampah plastik dan sampah anorganik lain, yang berserakan di taman nasional.
Rencana ini juga termasuk mengajak komunitas lokal untuk mengurusi sampah publik di sekitar kawasan konservasi. “Semoga, ini bisa mendidik publik untuk tidak sembarangan buang sampah,” terang Kriangsak.
Thailand adalah salah satu negara di Asia, yang menghasilkan sampah plastik terbesar di dunia. Kelompok pemerhati lingkungan Greenpeace menyebut, ada 75 miliar ton sampah plastik, yang dihasilkan Thailand setiap tahunnya.
Thailand terus berusaha mengurangi jumlah penggunaan plastik dengan memberlakukan aturan larangan penggunaan plastik sekali pakai, mulai Januari 2020.