JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil empat mantan pejabat PT Pertamina Energy Services (PES) Pte. Ltd sebagai saksi dalam penyidikan kasus suap terkait dengan perdagangan minyak mentah dan produk kilang di PES.
Mereka diagendakan diperiksa untuk tersangka Managing Director PES periode 2009-2013 Bambang Irianto (BI).
“Penyidik mengagendakan pemeriksaan terhadap empat orang saksi untuk tersangka BI terkait tindak pidana korupsi suap perdagangan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Services, Pte. Ltd,” ucap Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Baca Juga:Dua Petugas Pabean Australia Ditangkap Fasilitasi Penyeludupan Shabu-Shabu 1,6 TonMengejutkan, Ini Pengakuan TKI Yuli Riswati Sebelum Dideportasi dari Hong Kong
Empat saksi, yakni mantan Head of Finance PES Simson Panjaitan, mantan Senior Risk Management and Internal Control PES Rudi Donardi, mantan Chief of Controller PES atau Financing Planning and Evaluation Manager Direktorat Keuangan dan Strategi Perusahaan PT Pertamina Nailul Achmar, dan mantan Chief of Operation and Shipping PES Mohamad Iskandar Mirza.
KPK telah menetapkan Bambang sebagai tersangka pada Selasa (10/9).
Bambang diketahui juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) sebelum dilakukan penggantian pada 2015.
Dalam konstruksi perkara disebutkan bahwa tersangka Bambang diangkat menjadi Vice President (VP) Marketing PES pada 6 Mei 2009.
Pada 2008, saat tersangka Bambang masih bekerja di kantor pusat PT Pertamina, yang bersangkutan bertemu dengan perwakilan KERNEL OIL Pte. Ltd (KERNEL OIL) yang merupakan salah satu rekanan dalam perdagangan minyak mentah dan produk kilang untuk PES/PT Pertamina.
Tersangka Bambang bersama sejumlah pejabat PES menentukan rekanan yang akan diundang mengikuti tender. Salah satu National Oil Company (NOC) yang sering diundang untuk mengikuti tender dan akhirnya menjadi pihak yang mengirimkan kargo untuk PES/PT Pertamina adalah Emirates National Oil Company (ENOC).
Diduga, perusahaan ENOC diundang sebagai kamuflase agar seolah-olah PES bekerja sama dengan NOC agar memenuhi syarat pengadaan, padahal minyak berasal dari KERNEL Oil.
Tersangka Bambang diduga mengarahkan untuk tetap mengundang NOC tersebut meskipun mengetahui bahwa NOC itu bukan pihak yang mengirim kargo ke PES/PT Pertamina.
Baca Juga:Mu’min MantuKasus Yuli Riswati yang Dideportasi dari Hongkong, Begini Penjelasan Kemenlu
Tersangka Bambang melalui rekening perusahaan SIAM Group Holding Ltd diduga telah menerima uang sekurang-kurangnya 2,9 juta dolar AS atas bantuan yang diberikannya kepada pihak KERNEL OIL.