Sementara itu di Amerika, di tengah banjirnya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal wartawan suratkabar dan media daring, praktik jurnalisme robot justru punya tren yang meningkat sejak 2014. Menurut catatan NYTimes, 5 Febaruari 2019, perusahaan Associated Press (AP) sudah mengawali menggunakan kecerdasan buatan reporter robot untuk memproduksi berita.
“Karya jurnalisme itu kreatif, ini tentang keingintahuan, ini tentang bercerita, ini tentang menggali dan meminta pertanggungjawaban, itu pemikiran kritis. Di situlah kami ingin wartawan kami menghabiskan energi mereka,” kata Lisa Gibbs, direktur kemitraan berita untuk AP pada NYTimes.
AP bekerja sama dengan Automated Insights, sebuah perusahaan teknologi yang mengkhususkan diri dalam perangkat lunak bidang bahasa, yang memungkinkan produksi miliaran cerita per tahun. Sejak menggunakan teknologi robotik itu, AP berhasil memproduksi artikel tentang laporan pendapatan kuartal, dari yang mulanya 300 jadi 3.700 buah.
Baca Juga:Modus Penyelundupan Onderdail Harley Davidson-Brompton di Garuda Indonesia, Ini Kata KPKEks Panitera Rohadi Ajukan PK, Pengamat Hukum Pidana Korupsi: Bukti dan Fakta Terungkap Seharusnya Dikabulkan MA
Tak hanya AP, Post juga memiliki reporter robot bernama Heliograf terhitung sejak 2016. Mesin ini mengawal peristiwa Olimpiade Musim Panas dan Pemilu di tahun yang sama. Sebanyak 850 artikel dari Heliograf berhasil diproduksi pada tahun pertama, termasuk di dalamnya 500 artikel dengan klik sebanyak lebih dari 500.000 kali. Jumlah ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan produksi artikel di Pemilu 2012 yang hanya berkisar di 15% artikel yang tayang menggunakan Heliograf.
Pada 2018, media mashur itu memenangkan penghargaan dalam kategori Excellence in Use of Bots di Global Biggest Awards tahunan, yang disebut-sebut jadi pencapaian penting dalam penggunaan kecerdasan buatan.
Meski teknologi reporter robot diklaim mampu meringkas kerja-kerja reporter di lapangan, AP, The Post, dan Bloomberg juga menerapkan kurasi bertingkat di ruang redaksi mereka. Reporter dan editor akan dibiasakan untuk menyeleksi isu yang laik ditulis robot, mana yang harus disertai dengan analisis yang hanya bisa dikerjakan reporter manusia. Jika terjadi ketidaksesuaian dengan kejadian di lapangan pun, pekerja manusia wajib melakukan kurasi dan koreksi.
Saat ini, hampir sepertiga konten di Bloomberg News diproduksi oleh Cyborg, reporter robot mereka. Cyborg membantu Bloomberg agar bisa terus bersaing dengan rival sejatinya, Reuters, demi menghasilkan lebih banyak berita dengan kecerdasan buatan.