BP memang pernah –saya kutip dari guyonnya sendiri– jadi pengkhianat. Tapi hanya sebentar. Yakni ketika hengkang ke Selangor, Malaysia, selama dua tahun –2005-2007.
Juga ketika setahun ke Bandung Raya, 2013/2014.
Meski seperempat golnya dibuat lewat kepalanya, saya tidak pernah mendengar BP20 mendapat gelar si Kepala Emas.
Padahal gelar itu mestinya layak diberikan. Bagaimana bisa pemain yang tingginya 170 cm punya kepala begitu produktif.
Baca Juga:Tim Penyidik Pidsus Jiwasraya Rugikan Negara Rp 13 TriliunPakar Hukum TPPU Minta Polri Tidak Ganggu Firli Bahuri Saat Jadi Ketua KPK
Bambang juga sudah 86 kali main di tim nasional Indonesia –hanya saja belum sekali pun juara. Pun untuk setingkat SEA Games.
Pelatih Polandia Ivan Kolev-lah yang ‘menemukan’ remaja kurus ini. Di tahun 1999. Di saat BP20 berumur 19 tahun. Saat itu Ivan kesulitan stok penyerang.
Diambillah remaja kurus itu.
Ups, bisa bikin 24 gol. Ia menjadi top scorer.
Tahun berikutnya memang ‘hanya’ mencetak 15 gol. Tapi BP terpilih sebagai pemain terbaik. Tahun 2001.
Begitu pula selanjutnya. BP20 menjadi bintang. Sepanjang karirnya. Juga menjadi bintang iklan. Ialah juara bintang iklan untuk seorang pemain sepak bola.
Salah satunya pasti Anda ingat: Kuku Bima –minuman berenergi.
Ke mana setelah gantung sepatu? Menjadi pelatih?
Pertanyaan klise itu saya ulang di tengah stadion Gelora Bung Karno kemarin malam. Saat saya diajak gubernur Jakarta, Anies Baswedan, ke tengah lapangan –mengenakan kaus merah Bambang Pamungkas. Saya diajak untuk memberikan salam gantung sepatu padanya.
Hari itu sebenarnya saya nonton di kursi deretan paling belakang. Rupanya Anies tahu. Saya diminta duduk di sebelahnya.
Sangat tidak enak menonton bola bersebelahan dengan kubu lawan. Waktu Persebaya bikin gol saya tidak bisa ikut bersorak –menjaga perasaan.
Baca Juga:Gugur di Papua, Kodam I/BB Siapkan Upacara Pemakaman Lettu Erizal ZuhryHujan Lebat Sejumlah Pohon Tumbang Menimpa 3 Mobil
Dari dialog pendek di tengah lapangan itu saya tahu belum tentu BP20 akan jadi pelatih. Atau akan jadi pelatih.
Tapi kecerdasan BP20 –termasuk di luar lapangan– membuatnya terbuka untuk menjadi apa saja. Termasuk bila, misalnya, membuka usaha kuliner.
BP20 pandai memasak. Apalagi istrinya.
Untuk sementara ia akan menikmati tidur dulu. Bisa bangun siang. Dan –saat bangun itu– minum teh panas tanpa gula.