Di tengah lapangan itu BP20 memberikan pidato singkat. Pidato perpisahan yang tidak mengharapkan haru.
Isinya konsisten dengan blognya. Agak berfilsafat. “Lelaki sejati tidak akan menangis. Hanya hatinya yang berdarah-darah,” katanya.
Justru beberapa pengurus Persija yang malah kelihatan terisak.
Tribuana Tungga Dewi lantas mendatangi sang suami. Wajahnya cantik dengan lima ‘i’ –meski tampil dengan sederhana. Tubuhnya tampak dijaga keras –berhasil tetap langsing. Disertai satu dari tiga anaknya: Salsa Alicia, Jane Abel, dan Syaura Abana.
Baca Juga:Tim Penyidik Pidsus Jiwasraya Rugikan Negara Rp 13 TriliunPakar Hukum TPPU Minta Polri Tidak Ganggu Firli Bahuri Saat Jadi Ketua KPK
Disaksikan 50 ribu lebih Jakmania, Dewi menyerahkan seikat bunga untuk sang suami. Dewi biasa memanggil Cin oleh BP20.
Malam itu penonton Persija sangat kompak. Tidak pulang meski pertandingan sudah selesai –kalah 1-2. Mereka menunggu sampai BP20 selesai diberikan penghormatan.
Penonton Persija memang luar biasa. Mereka tetap memenuhi stadion –pun di saat Persija kalah terus.
Sang istri juga memasang satu spanduk kecil di pagar stadion. Dari tengah lapangan saya bisa membacanya: “Welcome Home, Cin”.
Yang ditutup dengan gambar hati merah.
Di bagian bawah spanduk itu tertulis identitas: TS3. Itulah motto BP20. Yang saya tidak hafal kepanjangannya.
Kapan akan lahir BP20 baru?
“Kita tidak pernah kekurangan talenta pesepak bola. Fanatisme suporter kita teramat sangat luar biasa. Potensi bisnis dari sepak bola juga sangat menjanjikan. Serta yang tidak kalah penting, sepak bola terbukti dapat mempersatukan bangsa ini.”
Itulah kata-kata BP20. Yang di tahun 2012 menjadi salah satu 10 pemain terbaik Asia.
Baca Juga:Gugur di Papua, Kodam I/BB Siapkan Upacara Pemakaman Lettu Erizal ZuhryHujan Lebat Sejumlah Pohon Tumbang Menimpa 3 Mobil
Selamat menempuh hidup baru, BP tercinta. Ajal tidak akan tiba sebelum mati. (Dahlan Iskan)