JAKARTA-Eks Menteri BUMN, Dahlan Iskan rupanya sempat waswas ketika kasus gagal bayar Jiwasraya mencuat. Soalnya, dia lupa pernah apa tidak pernah menyetujui injeksi modal ke Jiwasraya pada 2012.
Hal ini diungkapkan Dahlan melalui tulisan di disway.id, yang diterbitkan, kemarin. Dahlan menulis artikelnya dengan judul: Neo Baru. Eks dirut PLN ini tak langsung ngomongin Jiwasraya. Dia mengawalinya dengan menceritakan pengalamannya naik pesawat Garuda Indonesia A330-900 Neo dari Surabaya ke Denpasar. Pesawat itu, yang digunakan untuk mengangkut onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton oleh eks Dirut Garuda Ari Askhara cs. Dahlan pun menyebutnya sebagai “Pesawat Brompton”.
Dia kemudian menceritakan soal fasilitas wifi yang disematkan dalam pesawat tersebut. Nah, saat itu, di Whatsapp-nya banyak kiriman link berita tentang Jiwasraya. Tapi, tautan itu tak bisa dibuka karena dia memilih wifi gratis yang fiturnya hanya bisa untuk perpesanan.
Baca Juga:Berwajah Sangar, RB: Tolong Dicatat, Saya Enggak Suka sama Novel, karena Dia PengkhianatN Dalam KK
Dahlan pun mengirimkan pesan ke kawannya yang dianggapnya lebih mengerti soal Jiwasraya. Kawannya ini, bercerita tentang pertemuannya dengan seseorang yang tahu banyak tentang Jiwasraya. Menurut kawan Dahlan, infografis di medsos salah total. “Memang, saya ingin bertanya itu. Apakah benar saya pernah menyetujui injeksi modal ke Jiwasraya pada 2012,” ujar Dahlan.
Si kawan menjawab, waktu itu memang ada usulan dari staf. Agar Jiwasraya disuntik modal. Tapi Menterinya menolak usulan itu. “Saya sendiri yakin tidak mungkin melakukan itu. Saya anti PMN, kecuali untuk industri strategis di bawah Kemenhan,” imbuh Dahlan.
Tapi, dia juga masih ragu-ragu. “Jangan-jangan saya benar menyetujuinya. Saya sudah banyak lupa. Sejak tidak jadi menteri lagi saya ingin cepat move on ke dunia lama, meski kenyataannya saya justru move in,” beber Dahlan.
Selain itu, muncul pula perasaan bersalah di hati Dahlan. “Jangan-jangan saya dulu juga tertipu oleh direksi Jiwasraya. Kan personalnya masih yang sama,” ucap dia.
Dahlan kemudian mencoba menghubungi Dirut lama, yang pernah dipujinya habis-habisan di pada 2012 itu, lantaran mampu mencari jalan keluar yang brilian, selain injeksi modal yang pasti tidak disetujuinya.