Maugham berhasil menjalin kontak dengan Perdana Menteri Pemerintahan Sementara Rusia Aleksandr Kerensky. Setiap minggu, Maugham mentraktir Kerensky dan menteri-menterinya di salah satu restoran terbaik di Petrograd, ‘Medved’ (Si Beruang), menjamu mereka dengan vodka dan kaviar.
Itu semua tak berlangsung lama. Maugham mulai merasa kecewa terhadap Rusia. “Obrolan tanpa akhir, padahal tindakan lebih dibutuhkan; kebimbangan, sikap apatis, padahal apati hanya menciptakan kehancuran, protes yang mengebu-gebu, ketidaktulusan dan sikap setengah hati saya temukan di mana-mana, itu semua membuat saya kecewa terhadap Rusia dan orang-orang Rusia,” kenangnya kemudian.
Namun, ada seorang pria yang sangat Maugham sukai. Boris Savinkov adalah salah satu pemimpin organisasi teroris di Rusia prarevolusi yang pada 1917 bekerja untuk pemerintah. Maugham menggambarkannya sebagai “salah satu pria paling luar biasa” yang pernah ia temui. Savinkov tak bersimpati terhadap Bolshevik dan tidak memiliki ilusi kepastian pemimpin mereka, Vladimir Lenin. Savinkov diduga berkata, “Lenin akan berdiri di depan tembok dan menembak saya, atau saya akan berdiri di depan tembok dan menembaknya.”
Baca Juga:Matakin Dukung Amendemen Terbatas UUD NRI 1945Ini Tips Belanja Bawa Hoki di Tahun Baru Imlek
Jika kita membaca memoar Maugham, jelas bahwa dia benar-benar percaya terhadap kemampuannya untuk mengakhiri kejayaan Bolshevisme di Rusia, dan 20 tahun kemudian ia mengeluhkan kurangnya waktu yang ia miliki untuk memenuhi tugas yang dibebankan kepadanya.
Keyakinannya, ditambah dengan ketertarikan Maugham terhadap pemimpin teroris Savinkov, membuat beberapa penulis berpikir bahwa sang agen merencanakan pembunuhan terhadap Lenin. Yang lain menduga bahwa ia mendalangi pemberontakan Ceko pada 1918. Maugham tak hanya menjalin hubungan dengan Ceko, tetapi — selama tinggal di Rusia — ia kebetulan mengunjungi tempat-tempat yang di situ akhirnya terjadi pemberontakan.
Maugham dikirim kembali ke London tak lama sebelum pemberontakan Bolshevik di Petrograd meletus pada akhir Oktober. Beberapa informasi mengenai niatnya yang sesungguhnya di Rusia bisa saja terungkap dari arsipnya, tetapi sang penulis menghancurkan sebagian besar arsip tersebut sebelum kematiannya. Pada saat yang sama, pengalaman agen rahasianya ia tuangkan dalam koleksi cerita berjudul Asheden: Or the British Agent, yang diterbitkan pada 1928.