WUHAN-Para ilmuwan di China menduga virus Corona berasal dari kelelawar. Di kota Wuhan, wilayah virus Corona pertama kali ditemukan, memiliki satu hidangan populer yakni sup kelelawar.
Di tengah mewabahnya virus Corona yang hingga kini sudah menyebabkan tewasnya 17 orang, muncul beberapa foto sup kelelawar utuh yang dimasak dengan semacam kuah kaldu. Dalam beberapa gambar, kelelawar tersebut bahkan masih utuh dengan bulu, dan terlihat seperti mati kesakitan sebelum dimasak dan dijadikan bahan makanan.
Sementara itu, dalam sebuah video terlihat seorang gadis memasukkan kelelawar kecil ke dalam mulutnya dengan menggunakan sumpit. Kaldu untuk kuah sup itu diperoleh dengan cara merebus kelelawar di dalam panci. Lalu, daging hewan itu ditambahkan ke dalam kaldu.
Baca Juga:Atletico, Eibar dan Betis Jadi Korban Piala RajaMeski Telat, Gol Roberto Firmino Bawa Liverpool Makin Jauh di Puncak
Dikutip beritaradar.com dari laman Taste Atlas. Jumat (24/1) di Palau sendiri, sup kelelawar ini punya julukan lain yakni fruit bat soup. Hampir seluruh rumah makan di Palawan menyediakan menu sup kelelawar ini.
Kuliner esktrem ini berasal dari kelelawar buah, atau orang Indonesia mengenalnya dengan nama lain codot.
Awalnya, kelelawar yang sudah mati dicuci untuk kemudian direbus ke dalam air mendidih hingga matang.
Agar semakin kaya rasa, biasanya pembuat sup kelelawar menambahkan bumbu berupa santan, jahe, rempah-rempah serta aneka sayuran.
Sebelum dimakan, biasanya masyarakat Palau maupun wisatawan akan membersihkan sisa bulu yang masih menempel di tubuh si kelelawar.
Masyarakat Palau sendiri percaya, bahwa sup kelelawar ini punya manfaat baik untuk tubuh terutama bagi penderita asma.
Namun siapa sangka, faktanya kelelawar buah ini sebenarnya memiliki racun Dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT).
Baca Juga:Hong BaoMenelusuri Kerajaan Tua, Kandang Wesi di Bumi Parahyangan
Racun yang ada di dalam tubuh kelelawar buah inilah yang mampu memicu terjadinya Parkinson serta Alzheimer.
Meskipun terbilang berbahaya bagi tubuh, rupanya sup kelelawar ini masih banyak dicari oleh pecinta kuliner ekstrem. Di beberapa negara di dunia, mengonsumsi kelelawar adalah tindakan ilegal karena bahaya penyakit zoonosis. Kelelawar diketahui membawa virus Ebola dan Marburg, meneruskannya ke manusia yang bersentuhan dengan mereka.
Dilansir The Sun, Jumat, 24 Januari 2020, dalam sebuah pernyataan, para peneliti mengatakan penyebab alami virus Corona di Wuhan bisa jadi karena kelelawar. Namun, antara kelelawar dan manusia mungkin ada perantara yang tidak diketahui.