Di wilayah ini dapat ditemukan tempat jumlah plankton yang melimpah, yakni tepatnya di Ningaloo Reef. Di perairan Indonesia, Hiu Paus kerap ditemukan muncul di beberapa wilayah dekat pantai atau muara, seperti Teluk Cenderawasih, Derawan, dan Spermonde. Kemunculan Hiu Paus di berbagai wilayah yang bukan merupakan habitat aslinya dipengaruhi oleh faktor ekologi perairan tersebut.
Secara ekologis, Hiu Paus hidup di zona pelagik, yaitu di perairan atau kolom perairan. Keberadaan Hiu Paus erat dengan kelimpahan pakan di wilayah perairan tertentu. Apabila Hiu Paus ditemukan didekat wilayah pantai atau muara sungai, diduga disebabkan wilayah tersebut memiliki kelimpahan plankton dan ikan-ikan kecil yang tinggi. Oleh karena itu, wilayah tersebut dapat dianggap sebagai feeding ground bagi Hiu Paus di waktu-waktu tertentu.
Apabila diamati perilaku dan pergerakan Hiu Paus, ikan ini cenderung menyendiri (soliter). Gerakannya yang lamban, yakni sekitar 5 km/jam, menjadikan Hiu Paus sebagai daya tarik wisata bahari. Di beberapa wilayah yang kerap ditemukan Hiu Paus, banyak penyelam atau turis yang memanfaatkan Hiu Paus sebagai ‘kawan’ berenang karena ikan ini bersifat jinak dan menarik.
Baca Juga:6 Laskar FPI Tewas, Gatot Nurmantyo: Teror BrutalBangun Smelter Tembaga di Halmahera, Perusahaan asal China Tsingshan Steel Dekati Freeport
Saat ini, Hiu Paus dinyatakan sebagai Endangered Species (terancam punah) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2016. Di perairan Atlantik, populasi Hiu Paus berkurang sebesar 30 persen dari jumlah sebelumnya. Bahkan, di wilayah perairan Indo-Pasifik, diketahui bahwa terjadi penurunan populasi Hiu Paus hingga 60 persen. Di wilayah perairan Asia, yakni seperti contohnya di Filipina, Hiu Paus banyak diburu untuk diambil daging, minyak, atau siripnya. Di Teluk Cenderawasih, Papua Barat, Hiu Paus kerap tertangkap oleh jaring nelayan (bycatch). (ATN)