Data tutupan lahan menunjukkan dari tahun 2010 sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar masing-masing 13 ribu hektare (ha), 116 ribu ha, 146 ribu ha, dan 47 ribu ha di Kalsel.
Sedangkan area perkebunan di wilayah itu, masih menurut data perubahan tutupan lahan, luasnya bertambah hingga 219 ribu ha.
“Perubahan penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan terjadinya banjir di DAS Barito. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari,” kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN M Rokhis Khomaruddin dilansir Antara, Minggu, 17 Januari.
Baca Juga:Bencana Banjir dan Longsor Manado: BNPB Catat 6 Orang Meninggal DuniaSituasi Terkini Manado: Bebatuan, Sampah hingga Belasan Perahu Nelayan Terhempas ke Daratan Usai Ombak Ekstrem
Selain karena penyempitan hutan, faktor lain adalah karena tingginya curah hujan. Hal ini diketahui berdasarkan data satelit Himawari-8 yang menunjukkan bahwa awan penghasil hujan terjadi sejak 12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di wilayah Kalsel.
“Curah hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalsel pada tanggal 13 Januari 2021,” ungkap Rokhis.
Tanah Longsor di Sumedang
Terjadi pada pukul 16.00 WIB, Sabtu, 9 Januari, hingga per Minggu, 17 Januari ini sudah ada 29 korban bencana tanah longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat yang berhasil ditemukan oleh tim gabungan dan 11 orang masih dinyatakan hilang.
Baca: Inilah Laporan Badan Geologi Soal Gerakan Tanah Cimanggung, Sumedang
“Adapun korban luka antara lain luka ringan sebanyak 22 orang dan luka berat tiga orang,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan resmi, Minggu, 17 Januari.
Tim gabungan menggunakan empat alat berat dalam proses evakuasi korban selama beberapa hari kedepan. Hanya saja, evakuasi ini tetap terkendala karena cuaca hujan dan perlu diwaspadai longsor susulan. Sebab, seperti yang diinformasikan Badan Geologi, masih ada retakan di beberapa titik lokasi longsor.
Adapun akibat peristiwa ini, data sementara yang dihimpun oleh BNPB mencatat ada 1.020 jiwa pengungsi yang terbagi di pos pengungsian Lapangan Taman Burung dan rumah kerabat yang aman dari potensi longsor.
Selain itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir telah menetapkan Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor selama 21 hari yang berlaku mulai tanggal 9 sampai 29 Januari 2021.