Letnan Kolonel Laut Ansori memastikan, tidak ada black box di dalam kapal selam, seperti pesawat. “Memang tidak ada. Seperti di perawatan, black box istilahnya untuk merekam situasi ataupun kejadian-kejadian di kapal selam. Memang di kapal selam tidak sama dengan yang di pesawat,” ungkapnya.
Meski begitu, Ansori memastikan, seluruh awak yang bertugas di KRI Nanggala sudah mendapatkan pelatihan sebelum mengoperasikan kapal. Dari pelatihan tersebut, para awak telah memahami tindakan apa yang perlu diambil untuk menangani kejadian tertentu.
Proses pencarian ini juga menarik simpati negara tetangga. Setidaknya ada empat negara yang mengerahkan kapal-kapalnya dalam misi penyelamatan ini. Mereka masing-masing bertolak dari pangkalannya di Singapura, Malaysia, India, dan Australia.
Baca Juga:Temuan Sementara Barang-Barang dari Serpihan KRI Nanggala-402, Ada Alat Salat ABKTidak Meledak, KRI Nanggala 402 Alami Keretakan Ditemukan di Kedalaman 850 Meter
Dari Singapura, MV Swift Rescue sudah sampai tadi malam. Kapal sepanjang 85 meter ini tercakup di dalamnya sebuah Submarine Rescue Vehicle (SRV) bernama Deep Search and Rescue Six (DSAR 6). Pengoperasian DSAR 6 terintegrasi dengan Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV).
Dari Malaysia, ada MV Mega Bakti. Kapal ini telah bertolak dari pangkalan Angkatan Laut Kerajaan Malaysia di Kota Kinabalu, Kamis (22/4) pagi. Kapal ini tiba di perairan Bali, besok sore. Kapal ini multifungsi penyelamatan kapal selam, latihan intervensi penyelamatan, serta operasi dan instalasi di dasar laut.
Deep Submergence Rescue Vehicle (DSRV) juga telah berlayar dari pangkalan Angkatan Laut di Visakhapatnam, India. Tak ada perkiraan waktu sampainya di perairan Bali. Tapi, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh melalui akun resminya di Twitter, telah menginstruksikan Angkatan Udara India untuk lebih dulu mengukur kemungkinan operasi DSRV di lokasi.
Sistem di DSRV terdiri dari sebuah Submarine Rescue Vessel, sebuah ROV, dan Side Scan Sonar. Wahana ini juga dilengkapi Diver Decompression Chambers dan fasilitas medis hiperbarik untuk dekompresi kru kapal selam setelah berhasil diselamatkan dari dasar laut.
Indonesia juga telah menerima tawaran Australia untuk membantu pencarian. Berdasarkan keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia di Jakarta, 2 kapal Australia, yakni HMAS Ballarat dan HMAS Sirius. Kapal HMAS Ballarat merupakan kapal jenis fregat kelas Anzac, dilengkapi kemampuan sonar dan helikopter MH-60R di atas kapal. Kapal tersebut telah tiba di area pencarian tadi malam, setelah transit di Selat Lombok. Sementara Kapal pendukung Sirius berada di lepas pantai Brunei dan diperkirakan sampai pada Selasa (27/4).