Akankah Kode Lincoln, Mao Ze Dong, dan Hideyoshi Prabowo ke Jokowi Terkabulkan?

Akankah Kode Lincoln, Mao Ze Dong, dan Hideyoshi Prabowo ke Jokowi Terkabulkan?
Ekspresi Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu, 13 Juni 2019. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
0 Komentar

KETUA Umum Gerindra Prabowo Subianto memakai kisah perseteruan Abraham Lincoln dan William Seward dan sejumlah tokoh dunia lain agar kader tak bergejolak jika kelak Prabowo membawa Gerindra bergabung dalam pemerintahan.

Kisah tersebut diceritakan Prabowo saat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).

Di hadapan lebih dari 4.000 kader Gerindra, Prabowo menceritakan betapa besar rasa nasionalisme Presiden ke-16 Amerika Serikat (AS) Abraham Lincoln seusai kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 1860.

Baca Juga:Gowes Dari Tengah Taiwan ke Puncak Wuling (3.275 Meter)Sore Ini, Prabowo Subianto Merapat ke Istana

Kala itu, Lincoln berbesar hati meminta rival utamanya di Partai Republik, William H Seward, untuk masuk ke kabinet sebagai Menteri Luar Negeri AS. Padahal, kedua tokoh itu sempat bersaing sengit dalam konvensi untuk menjadi calon presiden AS dari Partai Republik.

Kerasnya persaingan antara Lincoln dan Seward terjadi hingga mengarah pada perkataan-perkataan tak pantas, bahkan cenderung terkesan meremehkan, dilontarkan Seward kepada Lincoln.

”Seward mengatai Lincoln sebagai monyet,” kata politisi Partai Gerindra Sandiaga Uno, yang menceritakan ulang kisah yang dibawakan Prabowo saat Rapimnas.

Pada akhirnya, Lincoln keluar sebagai pemenang pilpres. Tidak lama setelah pilpres, Lincoln mengajak Seward bergabung ke kabinet dengan menawarkan jabatan menteri luar negeri. Dalam sistem pemerintahan di AS, jabatan menteri luar negeri adalah posisi ketiga terkuat setelah presiden dan wakil presiden di AS.

Secara diam-diam, Lincoln mengajukan penawarannya melalui Wakil Presiden terpilih, Hannibal Hamlin. Penawaran itu disampaikan Lincoln dalam dua pucuk surat. Surat pertama berisi penawaran resmi sebagai menteri luar negeri. Adapun surat kedua diberi tanda ”pribadi dan rahasia” untuk jaga-jaga jika Seward menolak tawaran pada surat pertama.

Upaya mengirimkan dua surat itu ditempuh Lincoln karena dia telah mendengar isu bahwa tawaran jabatan menteri itu dilandasi maksud untuk menenangkan para pendukung Seward. Dia khawatir, isu tersebut justru membuat penawaran itu menyinggung hati Seward.

Doris Kean Goodwin, dalam penelitiannya tentang kabinet Lincoln, Team of Rivals, mengisahkan, Seward kemudian menanggapi dingin permintaan Hamlin terhadap tawaran yang diajukan Lincoln. Namun, air muka Seward seketika menjadi pucat karena senang seusai membaca surat kedua.

0 Komentar