Angin Puting Beliung, Teriakan Histeris Warga ‘lailahalillah’ Terjadi di Sumenep

Angin Puting Beliung, Teriakan Histeris Warga 'lailahalillah' Terjadi di Sumenep
Tangkap layar angin puting beliung yang viral di media sosial
0 Komentar

BERITA-Angin puting beliung melanda Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur (Jatim), Sabtu, 3 April siang tadi sekitar pukul 13.15 WIB. Sejumlah rumah warga di dua desa Kecamatan Kalianget dilaporkan rusak. 

“Kejadiannya tadi siang. Saat ini tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sumenep sudah berada di lokasi bencana,” kata Kepala BPBD Pemkab Sumenep, Abd Rahman Riadi saat dihubungi dilansir dari Antara, Sabtu petang.

Baca: April hingga Mei Potensi Hujan Es Puting Beliung, BMKG Minta Warga Waspada

Baca Juga:12 April, Kemenag Gelar Sidang Isbat 1 Ramadhan 1442 Hijriyah Ada 86 Titik Rukyatul HilalIni Penyebab Gibran Marah-marah di SMAN 1 Solo

Musibah ini sempat diabadikan dan tersebar di platform media sosial WhatsApp dan Facebook. Dalam rekanan itu, terlihat angin memutar-memutar dengan kencang dan terdengar rekaman suara warga yang berteriak histeris karena ketakutan, sambil melafalkan kalimat ‘la-ilahalillah‘.

Dua desa yang dilanda puting beliung masing-masing Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep. Data sementara yang dilaporkan BPBD Pemkab Sumenep, 4 bangunan rusak. 

Musibah ini terjadi di 20 lokasi, yakni di Desa Karanganyar 12 lokasi dan di Desa Pinggir Papas 8 lokasi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sumenep Abd Rahman Riadi menjelaskan, Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar memang tercatat desa rawan angin puting beliung dan angin kencang.

“Kalau yang terjadi tadi pagi jenisnya angin puting beliung, bukan angin kencang, karena karakter angin memutar,” katanya.

Angin puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer per yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit.

Ada yang menyebut angin puting beliung ini dengan sebutan Angin Leysus, dan ada juga yang menyebut Angin Bohorok. Warga Madura, khususnya di Kabupaten Sumenep menyebut angin puting beliung itu dengan “Palak Taon”.

Baca Juga:Dalam Waktu Singkat Ditangkap Polisi, Begini Kronologi Sopir Fortuner Todong SenjataPria Acungkan Pistol di Atas Fortuner Kini Diserang Warganet

Menurut Abd Rahman Riadi, angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

Karakter lain dari angin puting beliung yakni terjadi secara tiba-tiba pada area skala sangat lokal. Pusaran angin mirip belalai gajah/selang vacum cleaner, sering terjadi pada siang hari dan lokasinya di daerah dataran rendah. Desa Pinggir Papas dan Desa Karanganyar menurutnya, terletak di dataran rendah.

0 Komentar