Bamsoet Sarankan Revitalisasi Keraton Gunakan Dana Abadi Kebudayaan

Bamsoet Sarankan Revitalisasi Keraton Gunakan Dana Abadi Kebudayaan
Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima Delegasi Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) di Jakarta, Rabu (27/10). Foto: Humas MPR RI
0 Komentar

KLIKSATU.COM-Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Pemerintah memberikan perhatian lebih serta melakukan revitalisasi terhadap infrastruktur, peran, dan fungsi keraton/kerajaan di Indonesia agar tidak punah akibat termakan zaman. Sebab, kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran keraton/kerajaan di berbagai daerah. Keraton/kerajaan juga merupakan salah satu sumber seni dan seni budaya bangsa.

Politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menerangkan, dari data Badan Penyelidik Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebelum persiapan kemerdekaan Indonesia, setidaknya ada 250 keraton/kerajaan yang eksis di Nusantara. Dari Kesultanan Aceh, hingga Keraton Papua Barat.

“Kini, seiring dinamika zaman, hanya ada 54 keraton/kerajaan yang masih eksis. Itu pun mayoritasnya sedang terseok-seok agar tetap eksis berdiri dan melestarikan adat dan kebudayaannya. Dukungan Pemerintah dalam merevitalisasi fisik, peran, dan fungsi keraton/kerajaan sangat diperlukan,” ujar Bamsoet, usai menerima delegasi Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), di Jakarta, Rabu (27/10).

Baca Juga:MPR Dorong Pemerintah Lakukan Revitalisasi Infrastruktur, Peran dan Fungsi KeratonGaruda Indonesia Terancam Bangkrut, Dirutnya Plesiran Dua Minggu ke Amerika dan Eropa

Delegasi FSKN yang hadir antara lain Penasehat Teuku Rafly Pasya dan Evi Oktavia, Ketua Umum Brigjen (Purn) AA Mapparessa, Sekretaris Umum Rd Hanif Radinal, Departemen Antar Lembaga Teuku Rassya Pasha, dan Kepala Sekretariat Ahmad Jazuli.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Pemerintah bisa memanfaatkan Dana Abadi Kebudayaan, yang menurut laporan Kementerian Keuangan pada April 2021 jumlahnya sudah mencapai Rp 1 triliun. Pada 2019, Pemerintah sudah menyetujui adanya Dana Abadi Kebudayaan, yang setiap tahunnya akan terus ditingkatkan hingga mencapai Rp 5 triliun.

Dia menegaskan, revitalisasi keraton/kerajaan tidak boleh dipandang sebagai pengeluaran apalagi dianggap membebani keuangan negara. Melainkan harus dipandang sebagai investasi sosial dan budaya, yang pada akhirnya justru akan mendatangkan berbagai manfaat, termasuk manfaat ekonomi.

“Karena dengan semakin baiknya infrastruktur yang dimiliki keraton/kerajaan, akan semakin mendatangkan minat masyarakat untuk berkunjung kesana. Pada akhirnya, masyarakat bisa semakin mencintai seni dan budayanya,” jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, selain dukungan dari Pemerintah Pusat, juga diperlukan dukungan dari Pemerintah Daerah dalam hal pemajuan kebudayaan. Mengingat berdasarkan laporan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, jika dibandingkan dengan Anggaran Urusan Wajib Kabupaten/Kota, Anggaran Kebudayaan Kabupaten/Kota hanya berkisar 0,41 persen dari total anggaran.

0 Komentar