Disdik Jabar Tidak Terburu-buru Buka Kembali Kegiatan Belajar di Sekolah

Disdik Jabar Tidak Terburu-buru Buka Kembali Kegiatan Belajar di Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dewi Sartika. (ANTARA/Dok Humas Pemprov Jabar)
0 Komentar

BANDUNG-Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan tidak akan terburu-buru untuk membuka kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Terkait pelaksanaan tahun ajaran baru 2020/2021 di satuan pendidikan SMA/SMK/SLB Jabar akan dimulai pada minggu ketiga Juli 2020 atau Senin (13/7) dan hal tersebut sesuai dengan ketetapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dewi Sartika, Rabu, menyatakan pelaksanaan sekolah tahun ajaran 2020/2021 tetap dengan mekanisme pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca Juga:George Floyd Effect: Google hingga Sony Tunda Rilis Produk127 Jurnalis di 31 Negara Meninggal Dunia akibat Tertular Virus Corona

Keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah hal, seperti Surat Edaran Kemendikbud, dan arahan Gugus Tugas COVID-19, baik pusat maupun provinsi.

“Ada dua yang menjadi fokus Disdik Jabar. Pertama adalah bagaimana memastikan keamanan dan keselamatan peserta didik. Dan yang kedua adalah bagaimana memastikan peserta didik mendapatkan hak pendidikan. Hak pendidikan tetap dipenuhi selama pandemi COVID-19 dengan pembelajaran jarak jauh,” kata Dewi.

Sebelumnya, Gugus Tugas COVID-19 pusat memutuskan bahwa pembukaan sekolah atau proses belajar mengajar kembali dengan sistem tatap muka hanya dimungkinkan di kawasan zona hijau atau daerah dengan catatan nol kasus COVID-19.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kata Dewi, merekomendasikan kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan PJJ setidaknya hingga Desember 2020 sebagai mencegah sebaran COVID-19 pada anak, mengingat anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Dewi mengatakan, hasil kajian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar terkait level kewaspadaan COVID-19 kabupaten/kota menjadi bahan pertimbangan Disdik Jabar dalam mengambil keputusan. Hasil kajian tersebut menunjukkan tidak ada satupun daerah di Jabar yang berada di level 1 atau zona hijau.

“Pertimbangan terakhir adalah masukan dari pengawas sekolah, kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah. Walaupun sekolah berada di zona hijau, tetapi misalnya sarana prasarana, dan keamanan di sekolah itu belum lengkap atau memadai, tidak boleh memaksakan untuk membuka kembali sekolah atau proses belajar secara tatap muka,” ucapnya.

Guna PJJ berjalan optimal, menurut Dewi, Disdik Jabar sudah menempuh sejumlah upaya. Pertama adalah penguatan guru. Hal itu dilakukan supaya guru mampu memberikan materi pembelajaran secara interaktif. Dengan begitu, peserta didik akan lebih mudah mencerna.

0 Komentar