Harga Bawang Putih Naik, Imbas Dihentikannya Impor dari China

Harga Bawang Putih Naik, Imbas Dihentikannya Impor dari China
NAIK: Harga bawang putih di Pasar Sumber tembus Rp55 ribu/kg. Kenaikan harga ini karena distopnya impor dari China akibat isu virus corona. Imbasnya, stok dari Bandar besar jadi minim. FOTO: ILMI YANFAUNNAS/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON– Harga bawang putih di Pasar Sumber melejit. Menyentuh angka
Rp55 ribu/kg. Kondisi itu dipicu isu virus Corona di Indonesia. Mengingat,
pasokan bawang putih impor dari China.

Tini
(45) pedagang bawang putih mengatakan, pasokan distributor bawang putih saat
ini sangat terbatas, lantaran dihentikannya impor dari Tiongkok. Akibatnya,
harga bawang putih naik.

“Tidak
tahu benar atau tidak. Yang pasti, gara-gara musim virus corona jadi naik.
Tahun lalu bulan Februari belum pernah naik,” kata Tini saat ditemui di Pasar
Sumber, kemarin (11/2).

Baca Juga:Petugas Bingung, Lucinta Luna Ditahan di Sel Cowok atau Cewek?Terlibat Pembobolan Dana Nasabah Rp 135,5 Miliar, Ini Daftar 7 Tersangka Diantaranya Jajaran Pimpinan BNI

Sebelumnya,
kata dia, harga bawang putih berada di kisaran Rp20 ribu- Rp25 ribu/kg. Akan
tetapi, sepekan terakhir ini harga bawang putih naik menjadi Rp55 ribu/kg.
Bahkan seminggu sebelumnya berada di angka Rp40 ribu.

“Selain
bawang putih, sejumlah komoditas lainnya mengalami kenaikan harga. Cabai rawit
merah yang semula harga Rp40 ribu/kg menjadi Rp90 ribu. Sedangkan bawang bombay
dari Rp20 ribu menjadi Rp30 ribu/kg,” paparnya.

Senada
disampaikan pedagang lainnya, Saniah (50). Dia mengatakan, kenaikan harga
bawang putih terjadi akhir Januari-awal Februari 2020, dari Rp40 ribu/kg sampai
Rp55 ribu/kg dari harga normal Rp20 ribu/kg.

“Naiknya
bertahap, seminggu lalu Rp40 ribu. Sekarang Rp55 ribu. Harga naik itu lantaran
stok dari bandar besar di Pasar Jagasatru Kota Cirebon berkurang. Sehingga
pedagang di Pasar Sumber hanya mampu membeli 10 kilogram setiap harinya,”
tuturnya.

Akibat
kenaikan harga bawang putih, para pedagang di Pasar Sumber hanya mampu menjual
sebanyak 5 kg setiap harinya. Sebagian besar pembeli pun cuma membeli paling
banyak satu ons saja.

“Biasanya
kalau beli sampai 20 kilo, sekarang tidak bisa karena mahal. Terus masyarakat
yang beli juga menjadi sedikit,” pungkasnya. (sam)

0 Komentar