Mengenal Tawon ndas yang Menghebohkan Klaten

Mengenal Tawon ndas yang Menghebohkan Klaten
Tawon Ndas (Fajar Sidiq BBC)
0 Komentar

KLATEN-Sengatan tawon Vespa affinis atau sering juga disebut dengan tawon endhas atau tawon ndas, kembali merenggut nyawa dua warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Korban meninggal adalah Lanjarwati, warga Kecamatan Wedi dan Warsomo, warga Kecamatan Wonosari.

Sejak dua tahun terakhir, dengung tawon kencang terdengar di Klaten, Jawa Tengah. Sampai awal tahun ini, sengatan hewan tersebut di Klaten telah menelan tujuh korban jiwa.

Baca Juga:Cari Ikan, Bocah Berusia 4 Tahun Tenggelam di SungaiKasus Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Polisi Amankan 14 Orang

Koordinator Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten, Nur Khodik, mengatakan dua warga meninggal pada tahun 2017 dan lima orang pada tahun 2018. Seperti dilansir Radar Solo (13/11) pada November 2018, seorang lansia meninggal beberapa jam setelah disengat ratusan tawon.

Tawon dengan nama ilmiah Vespa affinis, atau warga lokal menyebutnya sebagai tawon endas atau tawon ndas, adalah pelakunya.

Mungkin namanya terdengar asing, tapi sebenarnya tawon ini bukan jenis baru. Hari Nugroho selaku pakar ilmu serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menegaskan tawon ndas telah tersebar di Asia tropis, termasuk Indonesia.

Tawon yang aktif sepanjang hari itu bisa ditemukan di banyak tempat. Mulai dari kawasan dan tepian hutan, di tebing-tebing hingga sekitar pemukiman warga yang tingginya kurang dari 500meter di atas permukaan air laut, atau dataran rendah.

Tawon ndas bisa dengan mudah dikenali berkat ukurannya yang agak besar. Panjang tubuhnya sekitar 3cm, dengan panjang sengat 0,5-1cm. Tubuhnya berwarna hitam dan “gelang” berwarna kuning atau oranye di perut.

Ukuran sarangnya bisa lebih dari 60cm. Biasanya sarang tersebut terdapat di pohon, batu, lemari, dan atap rumah, utamanya tempat kumuh. Karena memiliki zat memikat (feromon), maka jika seekor tawon menyengat, teman-temannya pun ikut serta.

Dikutip Kompas.com (12/1), pakar toksinologi, Tri Maharani mengatakan tawon ndas merupakan jenis tawon predator, bukan penghasil madu. Tawon dari kelompok ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke tubuh manusia.

Baca Juga:Hasil Kajian BPPT: Kekuatan Gempa Maluku Setara 30-40 Kali Bom Atom HiroshimaCuitan Gerindra: Siapa Bohong, Luhut atau Hyundai?

Dosis racun kecil jika hanya satu atau dua tawon yang menyengat. Namun bila dalam jumlah banyak, mereka mampu menyebabkan hiperalergi. Belum lagi kemampuan tiap individu tawon yang dapat menyerang berulang kali.

0 Komentar