Pembusukan Beras, Pengamat: Sudah Pelanggaran Berat, Kejahatan Ekonomi Negara

Pembusukan Beras, Pengamat: Sudah Pelanggaran Berat, Kejahatan Ekonomi Negara
0 Komentar

JAKARTA-Badan Urusan Logistik (Bulog) dianggap gagal mengelola manajemen. Pasalnya, dalam waktu dekat Bulog berencana membuang 20.000 ton cadangan beras pemerintah (CBP) senilai Rp 160 miliar.

Soalnya, beras tersebut sudah disimpan lebih dari empat bulan. Bulog juga minta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membayar ganti ruginya.

Kritikan ini disampaikan peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng. Menurutnya, Bulog sudah melakukan pelanggaran berat dan keterlaluan. Karena berniat membuang beras dalam jumlah besar.

Baca Juga:Kejari Garut akan Jemput Paksa Kades Tersangka Korupsi ADDAngin Puting Beliung Terjang Pulau Rote, BNPB: Satu Anak Perempuan Usia 10 Tahun Terluka

“Kalau sampai terjadi pembusukan beras sebanyak itu, sudah pelanggaran berat. Itu kejahatan ekonomi negara,” cetusnya.

Bulog, ujar Salamudin, tidak boleh cuci tangan. Bahkan, Pimpinan Bulog harus dipanggil dan diminta bertanggung jawab. ”Kenapa sebanyak itu dibuang? Kenapa tidak diantisipasi?” tanyanya.

Salamudin juga mendesak Bulog diproses secara hukum. Entah oleh kepolisian atau kejaksaan. Karena sebagai BUMN, Bulog malah merugikan negara.

Di kesempatan lain, pakar pertanian IPB, Prof Dwi Andreas mengatakan, rencana Bulog ini menunjukkan tata kelola first in first out tidak berjalan dengan baik.

“Memang benar dalam komoditas pertanian, pembuangan tidak terhindarkan. Karena beras mudah rusak. Dengan stok Bulog 2 juta ton lebih, jumlah 20 ribu ton rusak mungkin terjadi. Namun sebenarnya masih bisa ditekan jumlahnya,” ujarnya.

Berbagai langkah perbaikan, kata Dwi, bisa dilakukan Perum Bulog. Terutama di manajemen barang pertama datang, yang pertama keluar. Kemudian manajemen pengaturan suhu dan lingkungan gudang, serta pengemasan beras.

Menurut Dwi, Bulog memang dituntut profesional mengelola beras sebagai bahan pokok. “Mungkin saja ada kesalahan manajemen. Karena tata kelola first in first out sangat penting,” jelasnya.

Baca Juga:Skandal Harley Davidson dan Brompton, Erick Thohir Ancam Copot Direksi GarudaNama Dirut Garuda Diduga Tercantum Dalam Manifes Pesawat Pembawa Onderdil Ilegal Harley

Rencana Bulog ini juga disayang kan Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono. Dia mengusulkan, sebaiknya beras tersebut dihibahkan saja ke APPSI.

Selanjutnya, pihaknya yang akan mengolah dan mendistribusikan. Karena masih banyak yang butuh. Hal ini lebih baik di bandingkan dimusnahkan. Belum lagi perlunya anggaran negara yang besar.

Ferry juga menyatakan, sistem inventory di Bulog seharusnya bisa memberikan peringatan. Ketika stok beras di gudang ada yang sampai setahun.

0 Komentar