Pendemo George Floyd, non-Muslim Lindungi Muslim yang Salat

Para pengunjuk rasa non Muslim membentuk lingkaran di sekitar Muslim sehingga mereka bisa salat dengan aman selama demonstrasi Black Lives Matter menuntut keadilan bagi George Floyd.[Twitter StanceGrounded/Metro.co.uk]
Para pengunjuk rasa non Muslim membentuk lingkaran di sekitar Muslim sehingga mereka bisa salat dengan aman selama demonstrasi Black Lives Matter menuntut keadilan bagi George Floyd.[Twitter StanceGrounded/Metro.co.uk]
0 Komentar

JAKARTA-Sebuah video viral menunjukkan ratusan pendemo non-Muslim membentuk perisai manusia untuk menjaga Muslim bisa salat selama aksi unjuk rasa menuntut keadilan bagi George Floyd, warga kulita hitam AS yang tewas oleh polisi kulit putih.

Dikutip dari Metro.co.uk, 6 Juni 2020, video yang dibagikan oleh akun Twitter StanceGrounded menunjukkan non-Muslim menciptakan perisai manusia untuk menjaga Muslim dari potensi ancaman petugas Departemen Kepolisian New York (NYPD), yang mendapat kecaman atas penggunaan kekuatan mereka yang berlebihan terhadap pengunjuk rasa.

“Non-Muslim mengelilingi Muslim sehingga mereka dapat salat dengan aman dari bahaya NYPD selama protes Black Lives Matter di Brooklyn, New York. AKU CINTA INI. INILAH KEMANUSIAAN!” kicau StanceGrounded di Twitter.

https://twitter.com/_SJPeace_/status/1268442128549625857?s=20

Baca Juga:Misteri 2 Dokter di Wuhan yang Terpapar Corona Wajahnya MenghitamGanjar Pranowo: Seharusnya Pemerintah Bisa Contohkan Terlebih Dahulu Tatanan New Normal

“Mereka benar-benar siap untuk mendapatkan gas air mata, ditembakkan, ditembak dengan peluru karet agar sesama manusia dapat salat dengan damai. Jika itu bukan CINTA, saya tidak tahu apa itu. Jika itu bukan HARAPAN, saya tidak tahu apa itu,” lanjutnya.

Akun Twitter dengan nama StanceGrounded menulis bio Twitter-nya sebagai aktivis hak sipil dan HAM, seorang Muslim, dan warga Amerika Serikat keturunan Pakistan. Tidak diketahui kapan peristiwa itu terjadi tetapi akun StanceGrounded membagikan video tersebut pada 4 Juni.

Protes atas pembunuhan polisi George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata, telah memasuki hari ke-11 di kota-kota di seluruh AS.

Sebuah video yang memperlihatkan polisi kulit putih bernama Derek Chauvin berlutut di leher Floyd selama delapan menit ketika dia meringis ke polisi “Aku tidak bisa bernapas”, telah memicu protes terbesar menentang ketidakadilan rasial dan kebrutalan polisi di AS sejak 1960-an.

Banyak pengunjuk rasa menentang jam malam yang diberlakukan oleh otoritas AS, tetapi sebagian besar telah berdemonstrasi secara damai. Ketika video dan foto beberapa kepala polisi berlutut sebagai tanda penghormatan kepada George Floyd, video lain yang beredar menunjukkan polisi merespons demonstran dan pers dengan cara kekerasan, menembakkan gas air mata, peluru karet, pentungan, dan peluru merica untuk melerai massa damai aksi untuk George Floyd. (*)

0 Komentar