Pengusaha Bus Rumahkan Karyawan, Semua Sopir Pulang Kampung, Sungguh Perih

Pengusaha Bus Rumahkan Karyawan, Semua Sopir Pulang Kampung, Sungguh Perih
Situasi lengang Terminal Kalideres Jakarta, Jumat (24/4/2020). Foto: ANTARA/Devi Nindy
0 Komentar

JAKARTA-Pengusaha angkutan umum semakin tertekan dengan larangan mudik lebaran setelah sebelumnya terhantam wabah corona. Ketua Persatuan Angkutan Pariwisata (Pawiba) Bali, Nyoman Sudiarta mengatakan saat ini anggotanya sudah berhenti total melayani masyarakat.

Ketua Persatuan Angkutan Pariwisata Bali (Pawiba) Nyoman Sudiarta dalam diskusi virtual yang bertajuk “Menyelamatkan Layanan Transportasi Umum” dari Dampak COVID-19 di Jakarta, Minggu (26/4), mengatakan sejak Februari juga sudah ada penurunan penumpang.

“Semenjak wabah COVID-19 ini sebenarnya okupansinya sudah menurun 80 persen. Kemudian ada PM (Peraturan Menteri) 25 ini sudah tidak ada tamu lagi, kami tidak ada operasi, karyawan dirumahkan, sopir pulang kampung semua,” katanya. 

Baca Juga:Santer Rumor Kim Jong-un Meninggal Dunia, Koran Pemerintah Korea Utara SantaiMonster Bawah Laut AL Rusia: Kapal Selam Borei Class, Hitungan Menit Hancurkan Seluruh Negara

Nyoman menyebutkan total armada pariwisata di Bali sebanyak 1.200 unit dengan 2.000 kru dan 300-500 pegawai. “Kondisi pariwisata sudah stuck,” katanya. 

Ia berharap pemerintah memberikan kebijakan relaksasi dan stimulus karena menyangkut kelangsungan bisnis transportasi, seperti penundaan pembayaran angsuran bus.

“Menyangkut perpajakan, juga penghapusan pasal 21 dan 25 dan ketiga, karena karyawan dirumahkan, menyangkut BPJS karyawan,” katanya. 

Dia juga berharap mendapatkan kebijakan relaksasi untuk KIR dan asuransi Jasa Raharja.

“Kami harapkan dari pemerintah, karyawan kami menerima BLT. Pengusaha juga mendapatkan fasilitas. Dari kita sudah mendaftar ke kepolisian tapi dananya belum cair,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur PO Putra Jaya Vicky Hosea mengatakan sejak pertengahan Maret, operasional sudah terdampak di Makassar, mulai dari turun 50 persen, 80 persen hingga setelah adanya PM 25/2020 menjadi 90 persen. 

“Sekarang tinggal sisa 10 PO yang beroperasi,” katanya. 

Vicky menyebutkan jumlah PO di Makassar sendiri hanya 30 hingga 40 PO dengan mengoperasikan bus sebanyak 300 unit. 

Baca Juga:Yuni Shara Cemas Bisnisnya Merugi di Tengah Pandemi CoronaHan So Hee Dihujat Warganet+62 Hanya Karena Mainkan Peran Pelakor di The World of the Married

“Di Makassar dua minggu lalu memang ada pendataan dari Satlantas Polres mendata nama-nama kru yang akan diberikan BLT. Tapi setelah diberikan sampai saat ini belum ada feedback apakah ini akan dicairkan atau bagaimana,” katanya. 

Hal senada juga disampaikan Direktur PO NPM Angga Vircansa Chairul yang mengatakan penghentian operasional bus karena COVID-19 ini berdampak langsung pada 200 kepala keluarga. 

“Kami memiliki 133 pengemudi, kru sebanyak 70 orang, artinya ada 200 lebih kepala keluarga yang terdampak langsung,” katanya. 

0 Komentar