PSBB Dilonggarkan, Akankah Ada Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona?

PSBB Dilonggarkan, Akankah Ada Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona?
Petugas medis di Italia. ©Paolo Miranda/AFP
0 Komentar

Tapi pemerintah Indonesia perlu juga mempertimbangkan faktor lainnya, yaitu rasio tes dan kasus orang tanpa gejala (OTG).

“Jadi, sangat berisiko untuk kembali ke aktivitas normal,” katanya.

Jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah setiap hari. Per 12 Mei 2020 pukul 14.30 WIB jumlahnya mencapai 14.265 kasus. Jakarta tercatat jumlahnya 5.276 kasus.

Rencana pelonggaran PSBB tak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara yang menunjukkan tren penurunan kasus juga melakukan langkah serupa. Presiden AS Donald Trump merupakan salah satu yang cukup vokal menyerukan pelonggaran isolasi alias lockdown.

Baca Juga:Iuran BPJS Kesehatan Naik Mulai 1 JuliSetelah Dibatalkan MA, Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan Saat Corona

Padahal, AS memiliki jumlah kasus terbanyak secara global, yaitu 1,385 juta orang. Jumlah yang meninggal telah tembus 81 ribu orang. Langkah Trump tersebut menimbulkan pro dan kontra.

Yang mendukung beralasan pelonggaran dapat mendorong perekonomian. Sementara, yang tak sepakat menilai langkah ini hanya akan membuat lonjakan kasus Covid-19.

Pemerintah Jepang juga mempertimbangkan mengakhiri status keadaan darurat di 34 prefektur, terutama yang daerah paling tidak terdampak. Rencana ini disampaikan Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura pada sesi parlemen kemarin.

Ia memastikan daerah yang masih terdampak wabah, seperti Tokyo, Osaka, dan 11 prefektur lainnya, masih harus menjalani status darurat sampai akhir Mei. Jika terjadi tanda-tanda lonjakan maka status itu akan diimplementasikan kembali.

Negara bagian terbesar Australia, New South Wales, akan membuka kembali kafe dan restoran serta taman bermain dan kolam renang pada 15 Mei. Wilayah ini mencatat hanya dua kasus pada Sabtu lalu dari 10 ribu orang yang dites. Perkembangan ini membuka jalan bagi pelonggaran karantina wilayah.

New South Wales merupakan wilayah yang paling parah terdampak virus corona. Jumlahnya mencapai 45% dari total kasus positif di negara itu.”Hanya karena kami melonggarkan pembatasan bukan berarti virus menjadi kurang mematikan atau kurang menjadi ancaman,” kata Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian kepada wartawan, Minggu.

Kasus baru virus corona kembali naik di Jerman, hanya dalam hitungan hari setelah para pemimpin negara bagian melonggarkan lockdown. Kanselir Angela Merkel memutuskan langkah pelonggaran pada Rabu pekan lalu. Banyak sekolah dan toko dibuka sejak keputusan itu terbit.

0 Komentar