PSBB Dilonggarkan, Akankah Ada Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona?

PSBB Dilonggarkan, Akankah Ada Gelombang Kedua Pandemi Virus Corona?
Petugas medis di Italia. ©Paolo Miranda/AFP
0 Komentar

Lembaga ilmiah milik pemerintah, Robert Koch Institute menghitung pada Minggu kemarin jumlah kasus baru virus corona yang dikonfirmasi di Jerman naik 666 menjadi total 169.218 orang. Jumlah kematian hariannya meningkat 26 menjadi 7.395 orang.

Pemerintah Korea Selatan mulai melonggarkan kebijakan pembatasan sosial sejak 6 Mei lalu. Pertokoan dan sarana umum di sana dapat kembali beroperasi. Begitu pula dengan sekolah, universitas, taman, dan perpustakaan umum.

Otoritas setempat tetap meminta masyarakat menjaga jarak satu sama lain dan menjaga kesehatan pribadi. Namun, pelonggaran ini memunculkan klaster baru penyebaran virus corona.

Baca Juga:Iuran BPJS Kesehatan Naik Mulai 1 JuliSetelah Dibatalkan MA, Jokowi Naikkan Iuran BPJS Kesehatan Saat Corona

Semua berawal dari dua orang pemuda yang pergi ke klub malam di kawasan Itaewon. Keduanya baru belakangan diketahui positif Covid-19. Sementara mereka setidaknya melakukan kontak dengan ribuan orang sejak 2 Mei lalu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan ada 12 orang party goers yang melakukan kontak dengan salah satu dari kedua orang tersebut. Hasil tesnya menunjukkan semua positif. Tiga di antaranya warga negara asing. Satu orang merupakan tentara negara itu.

Lembaga itu lalu melaporkan 34 kasus infeksi baru, tertinggi sejak 9 April 2020. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in langsung mengeluarkan peringatan gelombang kedua virus corona akan datang.

“(Pandemi) Ini belum berakhir sampai (masalahnya) selesai,” ucapnya pada Minggu kemarin, dikutip dari JakartaPost.  

Wuhan, kota tempat wabah ini muncul di Provinsi Hubei, Tiongkok, awal pekan ini melaporkan lima kasus pertama sejak mengakhiri isolasi penuh atau lockdown pada 8 April lalu. Semua kasus diklasifikasikan tanpa gejala. Mereka tidak menunjukkan tanda-tanda klinis, seperti batuk dan demam.

BBC melaporkan, kelima orang itu dapat menyebarkan virus meskipun tidak sakit. Pemerintah di sana tidak menghitung kasus tanpa gejala dalam penghitungan resminya. Namun, ratusan kasus serupa sedang dipantau oleh otoritas kesehatan Wuhan. (*)

0 Komentar