Rasio Utang Indonesia Lampaui Batas, Rizal Ramli Minta Pemerintah Stop Ugal-Ugalan Narik Utang Luar Negeri

Rasio Utang Indonesia Lampaui Batas, Rizal Ramli Minta Pemerintah Stop Ugal-Ugalan Narik Utang Luar Negeri
Rizal Ramli/net
0 Komentar

JAKARTA-Pengelolaan utang luar negeri yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani makin ugal-ugalan. Selain rasio utang Indonesia sudah melampaui batas aman, pertumbuhan utang Indonesia pun jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

Diungkapkan ekonom senior, Rizal Ramli, dengan situasi tersebut maka tak heran jika kedepan utang luar negeri pemerintah Indonesia akan terus membengkak dan membengkak.

Rizal mengatakan, angka rasio utang Indonesia yang mencapai 29,8 persen dari Gross Domestic Product (GDP) sudah melewati batas aman.  Hal ini bertentangan dengan pandangan Menkeu Sri yang bersikukuh bila batas aman rasio utang Indonesia diangka 60 persen.

Baca Juga:Isi Buku The Room Where It Happened: A White House Memoir Bikin Trump Nyaris LengserUPDATE: Jumlah Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Mencapai 304 Orang

Menurut Rizal seharusnya Menteri Sri jujur kepada publik bila sejarah rasio aman utang 60 persen PDB adalah berdasarkan dua kali rasio pajak negara-negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) yang rasio pajaknya memang tinggi.

“Rasio pajak negara-negara OECD adalah 30 persen, maka ditetapkan rasio pajak 2 x 30 persen, sama dengan 60 persen,” terang RR, panggilan akrabnya, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Minggu(2/2).

“Masalahnya, Indonesia bukan negara maju yang rasio pajaknya tinggi, rasio pajak Indonesia hanya 10-11 persen. Artinya, rasio aman utang Indonesia seharusnya adalah 2 kali 11 persen, alias 22 persen. Sedangkan kini rasio utang Indonesia sudah 29,8 persen GDP,” lanjut RR.

Oleh karena itu, menurut Rizal, saat ini rasio utang Indonesia jelas sudah di atas batas aman. Di mengingatkan, seperti halnya negara berkembang lainnya, batas aman rasio utang Indonesia hanya 22 persen, sesuai ratio Debt-Service/Export Revenue yang dia jelaskan. Dia pun meminta pemerintah menghentikan narik utang luar negeri secara ugal-ugalan.

Jika pemerintah tak segera merubah paradigma pengelolaan utang dan segera punya solusi nyata, RR memastikan utang pemerintah Indonesia akan terus menggunung. Pasalnya, pertumbuhan utang Indonesia jauh lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

“Utang pemerintah Indonesia setiap tahun bertumbuh rata-rata 20 persen. Sementara pertumbuhan PDB Indonesia hanya rata-rata 5 persen setiap tahun. Artinya utang pemerintah bertumbuh 4 kali lebih cepat dari pertumbuhan PDB,” tandasnya.

Untuk diketahui, anggaran pembayaran bunga utang tahun 2020 mencapai Rp 295 triliun. Sementara pembayaran pokok utang Rp 351 trilliun. Total pokok dan bunga utang Indonesia mencapai Rp 646 triliun. Ini jelas menjadi masalah besar bagi ekonomi Indonesia di masa depan. (rmol)

0 Komentar