JAKARTA-Buku mantan penasihat keamanan nasional Amerika, John Bolton, nyaris membuat Presiden Amerika Donald Trump lengser. Gara-gara buku berjudul “The Room Where It Happened: A White House Memoir” tersebut, partai Demokrat mengajukan permohonan untuk memakzulkan Trump. Untung bagi Trump, ia memiliki cukup banyak dukungan di Senat untuk menyelamatkannya dari upaya pemakzulan pada sidang hari Rabu pekan depan, 5 Februari 2020.
Buku Bolton memuat banyak hal, namun hanya satu yang membuat pemerintahan Trump di permasalahkan: Bab Ukraina. Bab Ukraina menceritakan secara detil bagaimana Trump menahan bantuan militer Ukraina untuk memaksa mereka memata-matai, menginvestigasi Joe Biden, kandidat rival Trump di Pemilu 2020 nanti. Trump kemudian didakwa atas dasar penyalahgunaan wewenang atas kejadian tersebut.
Menurut Buku Bolton, penahanan bantuan militer untuk Ukraina sudah direncanakan sejak awal Mei 2019. Dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Trump memerintahkan Bolton mencari informasi-informasi yang bisa digunakan untuk menyerang kandidat Demokrat sebelum Pemilu 2020. Salah satunya soal keterlibatan Biden dan anaknya di perusahaan gas Burisma, Ukraina. Trump yakin betul ada praktik korupsi di perusahaan itu.
Baca Juga:UPDATE: Jumlah Korban Tewas Akibat Virus Corona di China Mencapai 304 OrangEvakuasi 245 WNI di Pusat Virus Corona, Ini Persiapan Batik Air
Bolton, dalam bukunya, menyatakan bahwa dirinya bukan satu-satunya orang yang ditugaskan. Selain dirinya, ada Kepala Staf Kepresidenan Mick Mulvaney, pengacara Rudolph W. Giuliani, dan konsuler Gedung Putih Pat A. Cipollone. Meski begitu, Bolton menulis dirinya lah yang diminta untuk menelpon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, lebih dulu.
“Demi menyakinkan Mr. Zelensky agar mau bertemu dengan Giuliani yang datang ke Ukraina untuk membahas investigasi permintaan Presiden (Trump). Namun, Bolton tidak pernah melakukan permintaan Trump tersebut,” sebagaimana dikutip dari New York Times.
Bolton menulis dirinya tidak mengikuti permintaan Trump karena ia sudah membaca motifnya. Dalam bukunya, Bolton menyampaikan bahwa Trump percaya sekali bahwa Ukraina sempat berupaya untuk menjatuhkannya di Pemilu 2016. Oleh karenanya, ia ingin melakukan hal yang sama kepada Ukraina, dimulai dengan mengirim Giuliani untuk membujuk Zelensky memata-matai Biden.
“Permintaan (kepada Zelensky) untuk menerima Giulianni gagal total. Trump kemudian membentuk tim berisi diplomat Amerika yang ditugaskan untuk terus menekan Ukraina agar melakukan investigasi yang diinginkan Trump,” ujar Bolton di bukunya