Riwayat Batu Tegak Berbentuk Zakar di Tanah Datar

Batu tegak bertipe phallus atau berbentuk kelamin laki-laki yang ditemukan di pemakaman kaum di Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: bakaba.net)
Batu tegak bertipe phallus atau berbentuk kelamin laki-laki yang ditemukan di pemakaman kaum di Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung Sungayang, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: bakaba.net)
0 Komentar

PADANG-Penemuan batu berbentuk alat kelamin pria membuat heboh warga Sumatra Barat. Batu berbentuk menyerupai zakar atau alat vital pria yang ditemukan di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, diperkirakan salah satunya sebagai simbol kesuburan bagi masyarakat prasejarah.

Batu sepanjang dua meter dan berdiameter 60 sentimeter itu juga diyakini juga sebagai batu nisan yang menandakan bahwa yang dimakamkan berjenis kelamin laki-laki. Pasalnya, bentuk alat kelamin laki-laki (phallus) cukup banyak ditemui di peninggalan makam-makam kuno pada masa Islam di Sumatera Barat. Selain itu, bentuk phallus juga sebagai tanda yang dimakamkan adalah pemuka adat.

“Batu tegak atau dalam dialek Minang, batu tagak, bertipe phallus (berbentuk alat kelamin) tersebut berada di pandam pakuburan yang diistilahkan dengan puun,” ungkap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batusangkar, Teguh Hidayat, dikutip dari laman padangkita.com, Minggu, (17/1)

Baca Juga:Bakamla Usir Kapal Pengawas Berbendera Vietnam, Kiem Ngu 215 di Perairan NatunaAktivitas Merapi dan Semeru Meningkat Bersamaan, Indonesia dalam Lingkaran Ring of Fire

Lebih lanjut, ia menjelaskan, berdasarkan informasi masyarakat, puun berasal dari kata “puhun” yang berarti pemohonan/panjatkan doa.

Secara administratif berlokasi di Jorong Balai Tabuah, Nagari Tanjung Sungayang, Kecamatan Sungayang. Lokasi berada di area pemakaman Suku Piliang (Dt. Marajo).

Secara astronomis berada pada titik koordinat S 00° 23′ 57.5” 100° 36′ 29.4” E. Lokasi temuan batu tagak berada pada sebuah bukit kecil dengan ketinggian 556 mdpl. Lokasi tidak begitu jauh dari pusat kota, jarak dari ibukota kabupaten sekitar 33 km.

Berdasarkan informasi dari masyarakat (kaum Dt. Marajo), cerita Teguh, pada awalnya batu tagak ini berada dalam posisi rebah, tepatnya disisi barat laut dari posisi batu tagak sekarang.

“Kemudian pada tanggal 17 Agustus 2017 ditegakkan oleh kaum Dt. Marajo bersama masyarakat sekitar,” kisahnya.

Saat ini, batu tersebut sebelah utara berbatasan dengan pemakaman, sebelah selatan berbatasan dengan pemakaman, sebelah barat berbatasan dengan pemakaman, dan sebelah timur berbatasan dengan pemakaman.

Lebih lanjut dia mengatakan, batu tagak terbuat dari batu andesit yang telah mengalami pemahatan. Secara visual batu tagak tersebut berbentuk menhir bertipe phallus.

Baca Juga:Prioritas Penerima Vaksin Corona, Begini Tata Cara Daftar Vaksinasi COVID-19 Tenaga Kesehatan via WhatsAppBegini Mekanisme Jika Masyarakat Temukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Usai Vaksinasi Covid-19

Dikatakan Teguh, batu tagak berukuran 2 m, 60 cm tertanam dan sisanya 140 cm masih berada di atas permukaan tanah, lebar 34 bagian atas, 38 cm bagian tengah dan 41 bagian bawah.

0 Komentar