Saad al-Jabri, Tokoh Kunci Andalan Intelijen Barat Target Putra Mahkota Arab Saudi MBS

Saad al-Jabri, Tokoh Kunci Andalan Intelijen Barat Target Putra Mahkota Arab Saudi MBS
Saad al-Jabri | Middle East Monitor
0 Komentar

JAKARTA-Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman dituding telah menyandera 2 anak muda untuk mengintimidasi salah satu pembangkang ‘papan atas’, Dr Saad al-Jabri. Pria yang pernah menjadi pentolan intelijen dan keamanan Saudi ini membocorkan Penculikan 2 anaknya di rumah keluarganya pada saat Subuh.

Modus yang belum pernah terjadi sebelumnya ini pun menguatkan dugaan Bin Salman yang makin paranoid untuk mempertahankan cengkeramannya di kerajaan tersebut. Al-Jabri dipaksa kembali ke Riyadh dari pelariannya di Kanada.“Omar dan Sarah diculik saat Subuh pada 16 Maret dan dibawa dari tempat tidur mereka oleh sekitar 50 petugas keamanan negara yang datang dengan 20 mobil. Kami bahkan tak tahu apakah mereka hidup atau mati,” terang kakak tertua mereka, Khalid al-Jabri, dilansir dari Middle East Monitor.Selama penggerebekan, semua bukti rekaman CCTV diambil bersamaan dengan Penculikan 2 bersaudara berumur 21 dan 20 tahun itu.

AL-JABRI FAMILY (BBC)

Karena dekat dengan Ikhwanul Muslimin, Saad al-Jabri sering dicurigai oleh pemerintah. Otoritas Arab Saudi pun bungkam terhadap krisis terbaru ini.

Baca Juga:Pastikan Tak Terkait Teror Diskusi FH UGM, Muhammadiyah Klaten Mendesak Polisi Usut TuntasTak Pakai Masker, Pengendara Motor di Banyumas akan Dikejar Tim Pemburu

Al-Jabri meraih gelar doktor dari Universitas Edinburgh. Ia diakui sebagai tokoh kunci dalam hubungan antara Arab Saudi dengan badan intelijen ‘Lima Mata’, yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Tak sampai di situ, Al-Jabri juga dianggap sebagai dalang kematian Al-Qaida di Arab Saudi.

Saad al-Jabri (dilingkari) disambut oleh Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May (kanan) saat berkunjung ke London pada 2015

Selain itu, ia berperan penting dalam menggagalkan rencana pemboman oleh cabang kelompok teroris di Yaman saat menyelundupkan bom kuat di atas pesawat menuju Chicago. Polisi kontraterorisme tersebut menemukan alat ledak mematikan itu disamarkan sebagai kartrid tinta printer pada bulan November 2010. Ia menjinakkannya selama perhentian pengisian bahan bakar yang tidak direncanakan di Bandara East Midlands, Inggris.Dikenal sebagai orang cerdas, Al-Jabri dipercaya sebagai menteri kabinet dan memegang jabatan sangat tinggi di kementerian dalam negeri. Namun, pada 2015, saat Raja Salman naik takhta, ia mulai dicurigai.Penunjukan Mohammad bin Salman sebagai menteri pertahanan pun menyebabkan keduanya berseberangan. Pasalnya, di tangan Mohammad bin Salman, pasukan Saudi mengintervensi dalam perang saudara Yaman, sedangkan Al-Jabri menentangnya karena takut kerajaan itu akan tersedot dalam konflik yang mahal.

0 Komentar