JAKARTA-Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestapu) masih menjadi tanda tanya besar sampai saat ini, terutama soal Soeharto.
Ada pihak yang menganggap tokoh militer asal Bantul, Yogyakarta itu terlibat peristiwa yang kondang dengan sebutan G30S/PKI tersebut.
Anggapan tersebut didasari naiknya Soeharto menjadi pemegang tampuk kekuasaan pasca-insiden yang menewaskan sejumlah petinggi TNI Angkatan Darat itu.
Baca Juga:Iran Awasi Armada Kapal Induk AS di Selat HormuzTransaksi Mencurigakan Senilai Rp 7,41 triliun, 2 Bank Plat Merah Disebut Terlibat
Menurut pengamat militer dan politik Prof Salim Said, banyak orang termasuk kalangan tentara tidak tahu sejarah sebenarnya tentang Gestapu.
“Saya ini mengajar di tentara sudah bertahun-tahun. Biasanya kalau break (jeda, red) mereka bertanya lagi kepada saya,” ujar Salim dalam kanal Hersubeno Point di YouTube yang diunggah pada hari ini (23/9).
“Ada kolonel, letnan kolonel, dan mayor bertanya bagaimana sih sejarah Gestapu sebenarnya. Katanya Pak Harto itu terlibat dalam Gestapu, ada yang tanya seperti itu,” sambungnya.
Mantan wartawan itu menuturkan, kesan yang muncul seakan-akan Gestapu merupakan gerakan tentara, sedangkan PKI tidak berbuat apa-apa.
Salim menilai hal itu mirip propaganda Ketua Komite Sentral PKI DN Aidit yang menyebut Madiun Affair atau pemberontakan 1948 di Madiun tak pernah ada. Kala itu Aidit menuding Bung Hatta menjadi provokator Peristiwa Madiun.
Menurut Salim, pemikiran seperti itulah yang dikampanyekan untuk memosisikan Soeharto pada Gestapu. “Pikiran itu gampang sekali dikampanyekan terutama karena Pak Harto itu turunnya kan tidak manis,” ulasnya.
Mantan Dubes RI untuk Republik Ceko itu menambahkan, kebencian kepada Pak Harto bisa ditumpangi untuk membenarkan anggapan bahwa Presiden Kedua RI itu terlibat Gestapu.
Baca Juga:BNPB Ingatkan Pemda Siap Siaga Hadapi Ancaman HidrometeorologiChai Changpan Kabur, 5 Petugas Lapas Diperiksa
Salim menyebut pemikiran seperti itu juga disampaikan Prof Dr WF Wertheim dari Belanda. “Dia bilang Gestapu missing link, ada link yang putus dan Soeharto berperan,” paparnya. (jpnn)