Sriwijaya Air SJ-182 Drop Mesin Hidup, Pakar Penerbangan Bilang Mirip Tragedi Adam Air

Sriwijaya Air SJ-182 Drop Mesin Hidup, Pakar Penerbangan Bilang Mirip Tragedi Adam Air
0 Komentar

Untuk diketahui, kecelakaan Adam Air tersebut terjadi pada 1 Januari 2007. Seluruh penumpang dan awak Adam Air yang berjumlah 102 orang hilang dan dianggap tewas.

“Ada saya bilang ada miripnya juga dengan kejadian ketika Adam Air yang di Majene  Sulawesi. Itu juga mesinnya dalam keadaan hidup. Tapi, kan pesawatnya dengan satu masalah itu juga menukik ke bawah dengan mesin yang masih menyala,” jelas Andi.

Terkait dugaan pesawat yang turun drastis ke ketinggian 250 kaki, ia juga belum mengetahui dugaan penyebabnya. Untuk kemungkinan pesawat mengalami kehilangan daya angkat, Andi menjelaskan struktur bagian sayap.

Baca Juga:Inilah Laporan Badan Geologi Soal Gerakan Tanah Cimanggung, SumedangPakar ITB Ingatkan Potensi Bahaya Longsor Susulan di Sumedang

“Daya angkat pesawat ditentukan memang oleh sayapnya. Bentuk sayapnya yang memberikan daya angkat. Mesin hanya memberikan daya dorong. Lalu, ada lagi bagian ekor yang menentukan arah kemudi dari pesawat. Itu tiga hal yang berbeda,” sebutnya.

Menurutnya, meski pesawat kehilangan daya angkat seharusnya masih bisa turun secara perlahan.

“Kalaupun pesawat kehilangan daya dorong, dengan adanya sayap yang bisa memberikan daya ini masih bisa melakukan gliding alias turun perlahan-lahan. Tapi, dengan kemudi itu, pesawat bisa diarahkan ke atas, ke bawah selama masih ada kecepatan,” tutur Andi.

Sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menduga Sriwijaya Air SJ-182 hancur bukan karena ledakan di udara. Namun, melainkan diduga karena benturan dengan permukaan air lantaran kecepatan sangat tinggi.

Soerjanto mengatakan, sebelum hilang kontak, SJ-182 juga diduga sempat keluar jalur yang sudah ditentukan. Namun, belum diketahui penyebabnya. Pun, kronologi pesawat sebelum jatuh sempat terbang di ketinggian 10.900 kaki kemudian mendadak terjun hingga ketinggian 250 kaki di atas perairan Kepulauan Seribu.

Soerjanto menjelaskan, petugas pengatur lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC) sempat berkomunikasi dengan pilot mengenai arah terbang pesawat. Tapi, sudah tak ada respons dari pilot.

“Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh,” ujar Soerjanto. (*)

0 Komentar