Tahun Duka

Dahlan Iskan
Dahlan Iskan
0 Komentar

Desain baru itu dirahasiakan total. Sambil dikerjakan. Intelijen Boeing kecolongan.

Atau ini hukum alam biasa saja.

Sang Raja overconfident. Merasa tidak akan ada lagi yang lebih hebat.

Ternyata yang kalah tidak selamanya kalah. Awan hitam tidak akan berada di satu tempat terus-menerus.

Desain baru Airbus akan bisa mengalahkan B 737. Bahan bakarnya akan lebih irit sampai 20 persen.

Bukan main.

Baca Juga:Beredar Foto Mahfud MD dan Bocah Pengancam Jokowi, Iwan Sumule: Pantes Nggak DitangkapJeritan Keluarga Korban, Genosida Muslim Uighur China

Itulah jenis pesawat yang disebut A 320 Neo. Yang Garuda memesan dua buah. Salah satunya sudah jadi. Ketika dikirim ke Jakarta dipakai angkut sepeda Brompton dan Harley Davidson itu.

A 320 Neo ini larisnya bukan main.

Boeing merasa kecolongan.

Untuk menghadang Neo tidak mudah. Harus membuat desain baru. Itu butuh waktu tahunan. Keburu Airbus menggerus pasar Boeing.

Kunci rahasia Airbus pun diketahui: mesin jetnya dibuat agak besar. Konsekuensinya tempat mesin harus agak lebih tinggi. Agar tidak terlalu dekat dengan tanah.

Penempatan mesin seperti itu memerlukan desain yang khusus. Agar hukum COG terpenuhi —center of gravity.

COG adalah iman bagi para ahli pesawat. Mengabaikan COG sama dengan tidak beriman.

Dan itu yang terjadi di Boeing: mengabaikan COG.

Posisi mesin B 737 MAX 8 dibuat agak tinggi. Juga agak menonjol ke depan.

Penempatan seperti itu, menurut rukun iman COG, dianggap musyrik. Akibatnya pesawat akan cenderung terdorong ke atas.

Baca Juga:Hari Natal, 3 Kereta Api Tertahan Gara-gara 1 Truk Melintang di Jalur KASoal Lokasi Budi Daya Benih Lobster di Pantai Selatan, Susi Pudjiastuti Sentil Ridwan Kamil

Tapi Boeing sangat percaya diri. Kecenderungan membumbung itu bisa diatasi dengan komputer. Diciptakanlah software khusus. Untuk mengendalikan pesawat. Software itu disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

Maka…

Terjadilah kecelakaan Lion Air di Laut Jawa. Oktober tahun lalu. Lalu kecelakaan lagi di Ethiopian Airlines. Lima bulan kemudian.

Total 346 orang meninggal dunia.

Bagaimana bisa FAA meloloskan B737 MAX 8?

FAA memang punya aturan baru. Untuk menghemat anggaran. Terutama sejak pemerintah pusat memotong anggaran FAA.

Aturan baru itu menyebutkan perusahaan seperti Boeing boleh melakukan sertifikasi sendiri. Khusus untuk suatu perubahan kecil.

Menurut Boeing, B737 MAX 8 adalah Boeing 737 NG yang sedikit diubah. Boeing 737 NG sudah mendapat sertifikat laik terbang. Perubahan kecilnya tidak perlu dimintakan sertifikat ke FAA.

0 Komentar