Pada akhir 1784, Illuminati sudah memiliki 2.000 hingga 3.000 anggota. Namun, perkumpulan rahasia ini bocor ke pemerintah dan akhirnya berujung pembubaran.
Weishaupt dan Knigge sering bertikan karena urusan prosedur. Akibatnya, Knigge keluar dari Illuminati.
Ada pula Joseph Utzchneider, mantan anggota Illuminati yang membongkar kerahasiaan ordo kepada Grand Duchess dari Bavaria. Utzschneider mencampur aduk kebenaran dan kebohongan dalam suratnya, serta menuduh Illuminati berkonspirasi melawan pemerintah.
Baca Juga:Pantau HP, Link Live Streaming Brasil Vs Kolombia TVRI Pagi IniBagi Penggemar Drama India, Berikut Sinopsis Ishq Mein Marjawan Episode 1 – 100 ANTV
Pada bulan Juni 1784, pemerintah akhirnya mengeluarkan maklumat untuk melarang perkumpulan yang belum disetujui hukum. Awalnya, Illuminati mengira tidak akan terimbas keputusan itu.
Ternyata, pemerintah Bavaria terang-terangan melarang Illuminati pada Maret 1785.
Ide-ide Bavaria mengenai ateisme, bunuh diri, hingga aborsi dinilai menentang agama dan pemerintahan. Pada Agustus 1787, para anggota Illuminati pun terancam hukuman mati.
Weishaupt kehilangan jabatannya di Universitas Ingolstadt dan diasingkan ke ke Gotha, Saxony. Beruntung, ia mendapat karier di Universitas Göttingen untuk mengajar filsafat.
Weishaupt wafat pada 18 November 1830 di Gotha.
Meski pemerintah Bavaria berhasil membubarkan Illuminati, bermacam konspirasi tetap muncul yang menyebut Illuminati berada di balik insiden besar dunia seperti Revolusi Prancis hingga pembunuhan Presiden John F. Kennedy.
Sampai sekarang, kisah Illuminati masih terus “menjual”. Ambil contoh banyaknya buku konspirasi Illuminati yang dikaitkan dengan agama, hingga novel.
Benarkah demikian?
Freemason, yang kerap dihubungkan dengan Illuminati dan teori konspirasi, pada kenyataannya pernah tumbuh dan berkembang di tanah air pada masa Hindia Belanda.
Perkumpulan Freemasonry masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya para serdadu Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC). Sejarawan TH Stevens dalam bukunya “Tarekat Mason Bebas Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, menulis, sebelum 1756, anggota Freemasonry dari Belanda sudah banyak yang menetap di Indonesia Hindia Belanda.
Baca Juga:Felix Siauw Diundang IIBF, Ditolak Goenawan Mohamad Hingga BekrafLaga Enam Gol, Belanda Bungkam Tim Panser
Namun saat itu secara kelembagaan, Freemasonry belum terbentuk. Baru setelah anggota Freemasonry dari Inggris masuk, lembaganya mulai berdiri.
Bukti kedatangan Freemasonry bersama VOC ini, jejaknya masih ada, bangunan tua Museum Kota Bandung adalah bekas Frobelschool (taman kanak-kanak) yang didirikan oleh perkumpulan Freemasonry Bandung. Loji atau tempat pertemuan mereka bernama Loji Sint Jan yang terletak di Jalan Wastukancana, tak jauh dari lokasi Museum Kota Bandung sekarang, dan telah berubah menjadi Masjid Al-Ukhuwwah.