MELBOURNE-Dua petugas pabean swasta telah ditangkap di Melbourne dalam penggerebekan narkoba terbesar dalam sejarah Australia dimana kedua petugas tersebut berfungsi untuk memindahkan barang dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya.
Jumlah narkoba yang berhasil disita adalah 1,6 ton methamphetamine yang biasanya dikenal dengan ice atau shabu-shabu di Indonesia. Demikian dikutip beritaradar.com (5/12) dari Customs brokers arrested over record ice and heroin haul in Melbourne
Selain itu petugas juga menemukan 37 kg heroin yang disimpan dalam speaker stereo yang disita dari fasilitas inspeksi kargo laut di Melbourne bulan April lalu.
Baca Juga:Mengejutkan, Ini Pengakuan TKI Yuli Riswati Sebelum Dideportasi dari Hong KongMu’min Mantu
Menurut Kepolisian Federal Australia, semua narkoba itu bisa dijual bisa dibuat menjadi sekitar 16 juta potongan.
Wakil Kepala Kepolisian Australia (AFP) Neil Gaughan mengatakan tiga orang telah ditahan, ketika 13 perintah pencarian dilakukan di negara bagian Victoria hari Rabu (4/12/2019).
“Dua diantaranya adalah petugas paben, mereka adalah orang-orang yang dipercaya yang bekerja dalam industri ini.” kata Gaughan.
“Mereka menggunakan posisi sebagai orang yang dipercaya untuk mengambil jalan pintas pengawasa paben yang ada di Australia, namun berkat kerjasama erat antara Pasukan Perbatasan Australia (ABF) dan AFP, kami berhasil membongkar.” katanya lagi.
Menurut Gaughan, kedua orang tersebut bukanlah pegawai pemerintah, namun petugas pabean swasta.
“Mereka bekerja di bagian pemasokan, jadi pada dasarnya terlibat dalam pengiriman barang impor yang harus dipindahkan antar fasilitas.”
Pihak berwenang mengatakan narkoba ini awalnya berasal dari sebuah negara Asia Tenggara namun tidak disebutkan nama negaranya dan kemudian dikapalkan lewat Thailand.
Baca Juga:Kasus Yuli Riswati yang Dideportasi dari Hongkong, Begini Penjelasan KemenluKapolda Sumut: Hakim PN Medan Murni Dibunuh
Deputy Commissioner Gaughan mengatakan penyelidikan terus dilanjutkan untuk menangkap tokoh-tokoh utama dalam sindikat narkoba tersebut.
“Ada orang-orang di atas mereka, kami tahu siapa mereka, dan akan terus menyelidiki mereka sehingga mereka bisa diadili.” kata Gaughan. (ABC)