“Hari ini (25/02) sekitar 400 warga Filipina yang merupakan kru telah dipulangkan. Jadi jumlah kru yang sebelumnya tinggal 900 sekarang ada sekitar 500 orang, termasuk diantaranya warga negara India. Dan mereka akan segera menyusul (dievakuasi),” kata Masfud.
“Beberapa saat yang lalu diumumkan bahwa pemerintah India siap mengangkut warganya besok sore,” tambahnya.
Masfud menjelaskan bahwa dapur di kapal telah berhenti beroperasi sejak akhir pekan dan kini makanan telah disediakan oleh pihak katering. Pihak kru, tambahnya, hanya membantu mengangkut dan membagikan makanan itu.
Baca Juga:RSUP dr Kariadi Semarang Sempat Pantau 23 Orang Diduga Suspect Virus CoronaAcungkan 2 Jari, Yasonna Laoly Bersumpah Tak Mengenal Harun Masiku
“Ada sekitar 200 kru yang berada dalam isolasi untuk perawatan terkait keluhan gejala-gejala seperti panas. Mereka harus berada di dalam kamar dan tidak boleh keluar,” kata Masfud.
Ia menyampaikan keinginannya untuk segera dievakuasi dan kesiapannya untuk menjalankan proses karantina sesuai yang dibutuhkan.
“Kalau saya, harus yakin dulu kalau saya itu clear , bebas, negatif dari corona ini sebelum saya ketemu keluarga. Jadi intinya kita yakin jangan kita membawa ini dari lingkup yang terkecil, dari menularkan keluarga dan semua masyarakat pada umumnya,” kata Masfud.
Media Jepang, NHK, melaporkan pada hari Selasa bahwa di antara penumpang dan anggota awak kapal pesiar Diamond Princess, 691 kasus telah dikonfirmasi.
Angka itu melonjak dari sebelumnya yang disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada 19 Februari, dimana sebanyak 446 orang dari 3.711 orang di kapal pesiar Diamond Princess terinfeksi selama masa karantina 14 hari.
Belum ada kepastian mengenai evakuasi
Hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai langkah evakuasi dari pemerintah, walaupun sejumlah pakar telah mengimbau agar segera mengambil tindakan.
Senin lalu (24/02), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah tidak ingin gegabah dengan langsung mengevakuasi WNI di Diamond Princess. Langkah itu, kata Terawan, butuh pertimbangan yang matang.
Baca Juga:Seorang Ibu Tewas Dihantam Batu Anak Kandungnya, TewasCek Fakta: Terjadi Kremasi Massal, Kota Wuhan yang Merah
“Kalau semau sendiri, bisa membentuk episentrum baru. Tidak boleh. Saya harus berusaha kita pemerintah itu menjaga yang 260 juta ini tetap bisa survive sembari kita melakukan tindakan-tindakan untuk juga menyelamatkan masyarakat kita yang ada di Jepang,” kata Terawan kepada wartawan di lingkungan Istana Kepresidenan saat itu.