BERITA-Insiden kebakaran di area tangki Kilang Balongan mengingatkan potensi risiko keselamatan bagi penduduk yang tinggal berdekatan dengan area tersebut. Pertamina sedang mengevaluasi faktor keselamatan dan keamanan lingkungan di sekitar 2000 unit tangki yang menyebar di seluruh Indonesia.
Saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menyatakan perusahaan telah mengaudit atas aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) atau kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada seluruh unit kegiatan yang dikerjakan subholding.
Baca Juga:4 Tangki Kilang Minyak Balongan 400 Ribu Berpotensi Hilang, Investigasi Penyebab Ledakan Kebakaran Libatkan Pihak AsingKedutaan Besar Amerika Serikat Ungkap Maraknya Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Keamanan Indonesia Saat Interograsi
Pertamina memiliki sekitar 2000 unit tangki terdiri dari 1384 unit di terminal BBM 450 unit pada kilang.
“Jadi ini yang akan kami audit langsung terkait keselamatan dan keamanannya,” kata Nicke di Gedung DPR, Senin (5/4).
Nicke mengatakan audit akan dilakukan dengan pihak independen yang kredibel. “Ini tentunya akan menjadi masukan banyak buat kami. Kami langsung lengkapi dan tindak lanjuti,” ujar Nicke.
Untuk itu, ia berharap adanya dukungan dari Komisi VII, supaya kasus yang terjadi di Balongan bisa menjadi pembelajaran yang berarti ke depan. Nicke juga menyatakan maaf atas insiden yang terjadi di area Kilang Balongan. Perusahaan migas pelat merah ini pun berkomitmen akan bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan.
Dalam RDP tersebut, beberapa anggota DPR mengkritik soal prosedur keamanan di Kilang Balongan. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin mempertanyakan mengenai jarak minimum antara area kilang pada pemukiman penduduk. Korban dari kecelakaan Kilang Balongan merupakan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi.
“Untuk membangun SPBU ada ketentuan AMDAL lalu lintas yang perlu dipenuhi. Nah ini membangun kilang masa enggak ada (prosedur keamanannya),” kata Alex.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto juga sependapat. Apalagi beberapa terminal BBM yang dimiliki Pertamina lokasinya sangat dekat dengan permukiman penduduk, seperti di Plumpang.
Baca Juga:Pria Ini Tak Mempan Disuntik Vaksin COVID-19, Perawat: Engga Bisa, Bapak Punya Jurus?Ada Apa Denganmu Zakiah?
Dia mengatakan dari peristiwa di Balongan menjadi pelajaran untuk mengidentifikasi sumber bahaya atau ancaman. Tidak hanya pada Kilang Balongan saja, tapi juga pada fasilitas kilang lainnya yang ada di Indonesia.