Jokowi Marah Akibat Kinerja Menteri, Ini Penjelasan Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Jokowi (Tangkapan layar video Setpres RI/YouTube)
Presiden Jokowi (Tangkapan layar video Setpres RI/YouTube)
0 Komentar

JAKARTA-Istana akhirnya mengkonfirmasi perihal video viral Presiden Joko Widodo marah akibat kinerja para menterinya yang masih belum optimal.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, arahan Presiden Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna berlangsung 18 Juni 2020 lalu, sejatinya bersifat tertutup atau intern. 

https://youtu.be/SfKQFn4GGE0

“Karena awalnya Sidang Kabinet Paripurna tersebut bersifat intern, namun setelah kami pelajari, pernyataan Presiden ternyata banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik, sehingga kami meminta izin bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru di-publish hari ini (Minggu-red),” ujar Bey dalam pesan singkat ditulis, Senin (29/06/20).

Baca Juga:Pro Kontra Warganet Tanggapi Aksi Sujud dan Menangis Risma di Kaki DokterLusinan Agen Dinas Rahasia AS Isolasi Diri Diduga Terinfeksi Corona

Bey mengatakan, pihaknya harus mempelajari terlebih dahulu dalam waktu lama sebelum mengunggah video tersebut.   

“Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang,” ujar bey lebih lanjut. 

Seperti diketahui, Presiden Jokowi sempat marah-marah dalam arahan di Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni lalu. Kemarahan Presiden ini terluapkan akibat masih ada menterinya bekerja secara biasa saja, di tengah situasi krisis akibat pandemi COVID-19. 

“Saya melihat masih banyak dari kita menganggap ini normal. Kalau saya lihat bapak, ibu masih melihat ini sebagai (hal, red) normal, berbahaya sekali. Kerja masih biasa saja. Ini kerjanya harus ekstra luar biasa, harus extraordinary,” ujar Jokowi. 

Tanpa ragu, Jokowi bahkan mengeluarkan ancaman akan merombak posisi jajaran menterinya, jika masih belum ada perubahan signifikan. 

“Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran kemana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang, suasana ini harus ada. Kalau suasana ini tidak, Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah (Jokowi angkat tangan). Artinya tindakan-tindakan yang extraordinary keras akan saya lakukan,” tegas Jokowi dengan nada tinggi. (*)

0 Komentar