Menelusuri Kerajaan Tua, Kandang Wesi di Bumi Parahyangan

Menelusuri Kerajaan Tua, Kandang Wesi di Bumi Parahyangan
Peta wilayah Kekuasaan Cirebon 1808, Cary, John, terbitan london, Inggris (IST)
0 Komentar

GARUT- “Dan itu terbukti Kandang Wesi sebuah kerajaan tua, ada situsnya di Dayeuhluhur dan saya sudah perkenalkan kepada dunia melalui faceebok juga, lalu ada telur pamegaran sebagai simbol disitu adalah cikal bakal. Selain berbentuk telur ada juga batu megalitikum dan itu lebih tua daripada batu-batu di Mesir kuno bahkan batu di Gunung Padang,” demikian ungkapan Nur Seno SP Utomo kepada radar priangan.com (23/1).

Informasi ini menarik perhatian beritaradar.com untuk melihat peta wilayah Kekuasaan Cirebon 1808, Cary, John, terbitan london, Inggris. Disana tampang tertulis Kandang Wefsee

Dalam naskah Sunda Kuno Carita Parahyangan  dan Fragmen Carita Parahyangan terdapat 73 Mandala. Salah satunya Mandala Kandang Wesi. Mandala seringkali dipersamakan dengan Kabuyutan. 

Baca Juga:Heboh, Beredar Raja Kandang Wesi di GarutSiaga, Virus Corona Diduga Sudah Sampai di Singapura

Dalam Fragmen Carita Parahyangan, ada sepuluh wilayah yang langsung berada dalam wibawa Tohaan di Sunda dan harus mengirim pamwat (upeti) ke Pakuan, yakni: Sanghyang Talaga Warna, Mandala Cidatar, Gegergadung, Windupepet, Galuh Wetan, Mandala Utama Jangkar, Mandala Pucung, Reuma, Lewa, dan Kandang Wesi.

Pada bagian lain teks Fragmen Carita Parahyangan ini disebutkan bahwa Maharaja Trarusbawa sebagai prĕbu, atas kesepakatan pihak rama dan resi mengatur persoalan yang berkaitan dengan pangwĕrĕg ketentuan berupa hak ‘bagi para penguasa wilayah di kerajaan Sunda, serta pamwatan ‘kewajiban mempersembahkan produk potensi alam’ dari penguaa wilayah ke ibukota Pakuan setiap tahun. Produk tersebut adalah berupa hasil pertanian dan peternakan, serta hasil industri masyarakat.

Maharaja Trarusbawa disebutkan dalam teks Fragmen Carita Parahyangan berkuasa cukup lama. Pemerintahan selanjutnya diteruskan secara bergantian mulai dari Maharaja Harisdarma, Rahyang Tamperan, Rahyang Banga, Rahyang Wuwus, Prebu Sanghyang, Sang Lumahing Rana, Sang Lumahing Tasik Panjang, Sang Winduraja, sampai akhir kepada Rakean Darmasiksa. Disebutkan bahwa Rakeyan Darmasiksa merupakan penjelmaan dari Patanjala Sakti yang semula menjadi penguasa wilayah di Saunggalah.

Berkat kepemimpinannya yang bijak sehingga ngertakeun urang rea ‘menyejahterakan kehidupan rakyat banyak’, Rakeyan Darmasiksa selanjutnya berakhta di keraton Sri-Bima Punta Narayana Madura Suradipati di Pakuan Pajajaran mewarisi para pendahulunya.Di bagian wilayah Garut Selatan juga dikenal ada kerajaan yang pernah berdiri di kawasan tersebut, yaitu Kerajaan Sancang (Masuk kekuasaan Panjalu) dan Kerajaan Kandang Wesi (Bungbulang).

0 Komentar