Saat Jurnalis Kenang Serangan Tragis 9/11

Saat Jurnalis Kenang Serangan Tragis 9/11
Menara kedua World Trade Center di New York terbakar hebat setelah ditabrak oleh sebuah pesawat bajakan tanggal 11 September 2001. (Foto: Reuters/Sara K. Schwittek)
0 Komentar

Bab dalam buku Zuckoff tentang pesawat United Penerbangan 93, yang jatuh ke tanah dekat Shanksville, Pennsylvania, ditulis secara mencekam. Kisah ini, secara berurutan, adalah penerbangan keempat dari empat pesawat yang dibajak. Para penumpang serta awak kapal mengetahui niat para pembajak, setelah berkomunikasi dengan para keluarga dan pejabat melalui Airfones di dalam pesawat. “Pengetahuan itu,” tulis Zuckoff, “menjadi motivator yang kuat. Itu mengubah mereka dari korban sandera menjadi pejuang perlawanan.” Zuckoff menggambarkan percakapan para penumpang dengan pasangan dan orang tua mereka di daratan sebagai “permadani lisan yang berhiaskan keikhlasan, peringatan, keberanian, keteguhan hati, dan cinta.”

Ada saat-saat di mana upaya Zuckoff untuk menghidupkan setiap karakternya dapat terbaca dengan sangat sentimental. John Ogonowski, pilot American Airlines 11, digambarkan sebagai “anak desa yang tampan,” senyumnya menorehkan “kerutan dalam di kulit kemerahan di sekitar mata birunya.” Sementara itu, CeeCee Lyles, pramugari heroik di pesawat United Penerbangan 93, “memiliki mata cokelat yang berkedip dan kecintaan akan pakaian bagus yang membungkus apik sosok atletisnya.”

Tetapi kisah-kisah semacam itu tidak merusak kebenaran naratif dari buku Zuckoff. Menghidupkan kembali momen ketika pesawat kedua menabrak Menara Selatan, ia menulis bahwa “sentakan di bagian tengah menyebabkan lantai atas berputar seperti anggota tubuh petinju yang dihantam oleh pukulan yang tak terduga.” Kisah tersebut mencengangkan dan hampir ajaib dalam membangkitkan sebuah serangan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Baca Juga:Sepekan BJ Habibie Dirawat di RSPAD Gatot SubrotoWaspada, Potensi Megathrust Intai Sulteng

Bersamaan dengan suara-suara dari sejarah lisan Graff, misalnya panggilan darurat dari lantai-lantai teratas dan upaya penyelamatan yang tidak akan pernah datang, kata-kata seperti ini akan membuat ingatan akan serangan 9/11 tetap abadi dalam kenangan. (*)

0 Komentar