Subuh Sikh

Subuh Sikh
Penganut agama Sikh di India/Istimewa
0 Komentar

Saya pun kembali menyeberang melewati kolam cuci kaki tadi.

Gerbangnya cukup tebal. Lebih tebal dari gerbang Masjidilharam di Mekkah.

Setelah gerbang ini semua orang harus menuruni tangga ke pelataran yang lebih rendah.

Saya juga membayangkan kok mirip dengan di Mekkah –ketika jemaah haji harus menuruni tangga ke pelataran sekitar Kabah.

Setiba di pelataran inilah saya memandang ke segala penjuru angin: ternyata banyak gerbang lain menuju bagian dalam gurdwara ini. Mirip dengan banyaknya gerbang masuk Masjidilharam. Hanya saja gerbangnya tidak sebanyak di Mekkah itu.

Baca Juga:Catatan Kecil Rohadi dari LP SukamiskinRohadi Minta Keadilan dari Balik Jeruji Besi

Dari pelataran di dalam gurdwara ini saya melihat begitu banyak menara dan kubah. Mirip kalau saya berada di pelataran Kabah.

Pemandangan dari gurdwara ini sangat indah: lampu-lampu dari menara memancar sangat terang. Juga lampu yang menyoroti kubah-kubah besar. Pinggiran pelataran ini terbuat dari marmer. Tidak luas. Yang luas adalah air danau buatan di tengah gurdwara itu.

Cahaya dari menara, dari kubah dan dari lampu penerangan terpantul dengan gemerlap ke permukaan air itu.

Indah sekali.

Lebih indah lagi karena: di tengah danau itu ada bangunan kecil berlapis emas. Arsitektur bangunan emas itu mirip masjid kecil. Cahaya kuningnya memantul pula ke danau buatan itu.

Itulah bangunan terpenting dari keseluruhan gurdwara ini. Yang terletak di tengah danau itu.

Mirip seperti masjid terapung.

Maka kalau di tengah pelataran Masjidilharam ada Kabah, di tengah danau gurdwara ini ada kuil emas.

Kuil emas ini dihubungkan dengan koridor warna keemasan pula ke kuil putih di pinggir danau.

Pusat ibadah subuh itu adalah di kuil emas itu.

Baca Juga:Komisi VIII: Majalengka Lebih Ideal Jadi Embarkasi HajiTangisan Korea Selatan di Jiwasraya

Saya ikuti saja gelombang jemaah di situ. Saya ikut mengalir di arus manusia di situ.

Saya berjalan di pelataran di pinggir danau itu –menuju kuil yang berwarna putih. Saya harus melewati banyak orang yang masih tidur di pinggir pelataran –serasa mereka itu jemaah haji yang lagi kelelahan.

Rupanya banyak juga orang yang bermalam di dalam gurdwara. Setelah bertafakur semalam suntuk di situ.

0 Komentar