Unjuk Rasa Berdarah, Militer Myanmar Justru Takut dengan Pakaian Dalam Perempuan

Unjuk Rasa Berdarah, Militer Myanmar Justru Takut dengan Pakaian Dalam Perempuan
Rok dan pakaian dalam perempuan dipajang di jalanan Kota Yangon untuk menghadang militer Myanmar
0 Komentar

BERITA-Warga Myanmar punya cara unik untuk melawan pasukan keamanan terkait unjuk rasa menentang kudeta militer. Mereka memajang pakaian perempuan dengan dijemur di jalanan untuk menangkal pasukan.

Pakaian bagian bawah perempuan, seperti celana dalam serta rok (longyi), dijemur melintang di jalanan. Ini terkait dengan kepercayaan lama yang dianut warga Myanmar tentang kesaktian pakaian perempuan yang dapat mengalahkan laki-laki. 

Dilansir dari The Star, Minggu (7/3/2021), meski aksi itu sebenarnya dianggap hanya mitos, namun tampaknya aksi warga berhasil menghentikan langkah pasukan keamanan saat mereka bergerak memadamkan pemberontakan melawan junta militer Myanmar.

Baca Juga:Tol Cipali KM 180 Kembali Makan Korban, 1 Wanita Tewas dan 5 Luka-lukaMengerikan, Tabrakan Maut BMW Vs Honda Jazz Terekam CCTV, Polisi: Masih dalam Penyelidikan

Sejak militer Myanmar mengambilalih kekuasaan dan menggulingkan pemimpin sipil terpilih, protes antikudeta terus digaungkan hingga saat ini.

Dilansir The Star, pakaian dalam (longyi) perempuan bisa menguras tenaga laki-laki yang disebut “hpone”.

https://www.facebook.com/KarenInez/posts/10160693411014908

Untuk menghentikan gerakan pembangkang sipil (CDM) yang muncul, pasukan keamanan menggunakan gas air mata, granat kejut, peluru karet, dan terkadang bahkan peluru tajam.

Tak mau kalah, para warga menggantung pakaian dalam wanita dan rok panjang -atau longyis- di tali jemuran di seberang jalan. Menurut tradisi lama Myanmar, bagian bawah wanita dan pakaian yang menutupinya dapat menguras tenaga laki-laki yang dikenal sebagai “hpone”.

“Jika mereka berada di bawah longyi wanita, berarti hpone mereka hancur,” kata aktivis Thinzar Shunlei Yi.

Sejumlah tentara tidak mau menyentuh longyi wanita karena takut hal itu dapat merusak energi mereka di garis depan.

“Ketika warga menggantung longyi di atas tali, (polisi dan tentara) tidak dapat turun ke jalan, mereka tidak dapat menyeberanginya, dan mereka harus menurunkannya,” kata Thinzar Shunlei Yi.

Baca Juga:Kaesang Pangarep Putus , Meilia Lau Ibunda Felicia Tissue: emang Guna-guna Lebih Kuat dari Pandemic yah..Unggah Foto Masa Muda SBY dan Moeldoko, Putra Mantan Kepala BIN: Good Old Times

Para wanita sekarang menggunakan takhayul sebagai strategi pertahanan. Kini pemandangan jemuran pakaian wanita menghiasi jalan-jalan di Yangon, dari pusat kota San Chaung yang ramai hingga pinggiran kota. Dalam foto-foto yang dibagikan di Facebook menunjukkan seorang tentara berdiri di atas truk untuk memindahkannya.

https://www.facebook.com/ciin.kham/posts/10223093614944395

Beberapa longyis ditempelkan wajah pemimpin junta Min Aung Hlaing, dalam taktik takhayul terbaru. Pengunjuk rasa percaya aksi itu bisa memperlambat pasukan keamanan yang enggan menginjak fotonya.

0 Komentar