BERITA-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan.
Menurut laman bmkg.go.id, dikutip berita.radarcirebon.com, Jumat (26/2). Fenomena yang disebut kulminasi atau transit atau istiwa’ adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit.
Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai Kulminasi Utama. Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.
Baca Juga:Ini Identitas Jasad Pelajar Wanita di Kantong Plastik BesarAda Lubang Jalan, Anggota Polsek Ini Luka Berat Akibat Laka Tunggal
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”,karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Mengutip dari laman edukasi.sains.lapan.go.id, hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali dikota-kota yang terletak diantara Garis Balik Utara (23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (23,4 derajat Lintang Selatan).
Bayangan yang lenyap tersebut terjadi karena perspektif cahaya. Hal ini dikarenakan antara GBU (Garis Balik Utara) dan GBS (Garis Balik Selatan) bertempatan di bujur yang sama, oleh karena itu matahari berdiri tepat di atas kepala dan jatuh nya pun tepat dibawah benda yang disinarinya.
Namun cahaya-cahaya ini tak lenyap seutuhnya sebab apabila dilihat dari jarak yang lebih tinggi bayangan itu tetap terlihat sebagai mana mestinya. Karena disaat kulminasi cahaya tidak bergeser dari objek yang dituju.
Peristiwa ini tidak hanya terjadi pada siang hari saja, sebab ketika malam tiba fenomena tersebut akan sama terjadi dan diberi nama vernal equinox.
Dilansir dari apod.nasa.gov, dengan fenomena vernal equinox atau ketika siang dan malam memiliki waktu yang sama. Siang akan lebih lama dari malam di belahan bumi selatan dan malam akan lebih lama dari siang di bagian bumi utara.
Titik matahari dan bumi akan terjadi di tengah-tengah antara dua titik matahari, sehingga membuat waktu siang dan malam paling tidak sama. (*)