Harga saham PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) meningkat 7,06 persen pada penutupan perdagangan Selasa (26/4/2022). Kenaikan saham MYOR terjadi setelah foto Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama CEO Tesla Elon Musk yang memegang sebungkus permen Kopiko, salah satu produk MYOR, beredar di media sosial.
MYOR sebagai produsen Kopiko tercatat membukukan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar 42,41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2,06 triliun pada 2020 menjadi Rp1,18 triliun sepanjang 2021. Hal ini diikuti penurunan laba per saham dari Rp92 menjadi Rp53 triliunn pada 2021. Penurunan laba bersih MYOR terjadi di tengah kenaikan penjualan bersih sebesar 14 persen YoY menjadi Rp27,90 triliun pada 2021, dari Rp24,47 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan penjualan terjadi di seluruh segmen pasar, yakni pasar domestik yang naik dari Rp14,38 triliun menjadi Rp16,05 triliun dan penjualan ekspor meningkat dari Rp10,11 triliun menjadi Rp11,88 triliun.
Baca Juga:Marko Simic Keluar dari Persija, ke Klub Mana Simic Musim Depan?Manchester City Kalahkan Madrid di leg Pertama Semifinal Liga Champions
Di sisi lain, beban pokok penjualan Mayora memperlihatkan kenaikan lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan, yakni sebesar 22,14 persen YoY dari Rp17,17 triliun menjadi Rp20,98 triliun. Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi membuat laba kotor MYOR tergerus dari Rp7,29 triliun menjadi Rp6,92 triliun.
Kenaikan beban biaya bahan baku dan pembungkus sebesar 30,32 persen menjadi penyumbang kenaikan beban pokok penjualan. Pos tersebut naik dari Rp12,69 triliun menjadi Rp16,54 triliun. Sementara itu, beban tenaga kerja langsung naik dari Rp1,37 triliun menjadi Rp1,45 triliun dan biaya produksi tidak langsung naik dari Rp2,73 triliun menjadi Rp3,03 triliun.
Analis CGS CIMB Sekuritas Indonesia Patricia Gabriela dan Marcella Regina dalam riset yang dilansir Senin (4/4/2022) menyebutkan penurunan laba bersih MYOR juga terlihat pada kuartal IV/2021, yakni sebesar 59 persen YoY menjadi Rp209 miliar. Beban biaya iklan dan promosi yang naik lebih dari 50 persen YoY dan kenaikan biaya pengapalan sebesar 2 kali lipat membuat kinerja MYOR hanya mencapai 73 persen dari konsensus Bloomberg.
Sepanjang 2021, kenaikan soft commodity membuat margin laba kotor (GPM) dari MYOR dalam tekanan. Untuk mengurangi tekanan biaya, MYOR akan kembali menaikkan harga sebesar 10 persen pada 2022. Tahun lalu, MYOR melakukan penyesuaian harga di rentang 5-6 persen.