Begini Penjelasan BMKG Soal Fenomena Ribuan Cacing di Solo dan Klaten

Begini Penjelasan BMKG Soal Fenomena Ribuan Cacing di Solo dan Klaten
0 Komentar

JAKARTA-Masyarakat Kota Solo sedang dihebohkan fenomena alam dimana sejumlah cacing dalam jumlah banyak muncul dari dalam tanah sejak Sabtu (18/4) pagi. Tak hanya satu dua, tetapi jumlahnya hingga ribuan dan tidak hanya di Solo, fenomena ini juga terjadi di Klaten, Jawa Tengah. Sejumlah orang kemudian mengaitkan kemunculan cacing dengan gempa yang akan terjadi.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan kemunculan ratusan cacing ke permukaan tanah di sejumlah tempat di Solo, Jawa Tengah, belum dapat dipastikan sebagai pertanda akan terjadi gempa.

“Munculnya cacing di beberapa tempat di Solo, akhir-akhir ini, tampaknya belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadi gempa. Fenomena cacing di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung bukti-bukti alamiah lain beserta data anomali prekursornya,” kata Daryono melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Baca Juga:Ribuan Cacing Tanah Muncul di Solo, Ini Kata Mbah MijanBaru Dua Bulan Dampak Corona, Sudah 1 Juta Lebih Pekerja di-PHK

Namun, dia mengatakan, isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bukan tak berdasar. Menurut dia, beberapa peristiwa gempa merusak di dunia, di antaranya memang diawali adanya gejala alamiah, berupa kemunculan cacing tanah secara massal.

Di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi 1999. Pada peristiwa gempa Haicheng, China, 1975, beberapa hari sebelumnya juga dilaporkan adanya kemunculan cacing tanah yang sangat banyak ke permukaan tanah.

Beberapa sumber pustaka lain juga mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang gempa, seperti kajian Chen dan kawan-kawan (2000), Rikitake (1979), Whitehead dan Ulusoy (2013), dan Liso dan Fidani (2014).

Menurut Grant dan Conlan (2015), kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang gempa, terkait dengan anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Munculnya anomali ini dilaporkan terjadi beberapa hari sebelum gempa bumi.

Dalam sebuah penelitian yang mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan, Ikeya dkk. (1996) menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang banyak terdapat cacing tanah. Sejumlah cacing ternyata merespons anomali kelistrikan itu dengan keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

Namun demikian, kata Daryono, berdasarkan laporan kemunculan cacing yang terjadi di berbagai tempat di dunia menjelang gempa besar, ternyata selalu didukung data perilaku gejala alamiah tak lazim lainnya, seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di kolam.

0 Komentar